PenaKu.ID – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Magetan, Jawa Timur, yang bergerak di ruang sosial kemanusiaan, tak pernah lelah bertindak atas nama humanity.
Segala aktivitas yang terkait dengan ‘dunia pertolongan pertama’, senantiasa dilakukannya atas kesadaran menolong sesama makhluk ciptaan Tuhan.
Setiap dinamika yang memerlukan sifat emergency (kedaruratan), Palang Merah Indonesia hadir tanpa menghitung untung rugi. Personel Palang Merah Indonesia bertindak tanpa kalkulasi pagi, siang, sore atau malam hari.
Seperti yang dilakukan Palang Merah Indonesia Kabupaten Magetan pada Jumat (20/1/2023) ini. Lembaga sosial berlambang red cross itu, siaga membantu seorang warga yang kesulitan berobat ke luar kota.
Awalnya, warga tidak mampu, Arif Mustaqim, 27 tajun, asal Dusun Babadan, Desa Balegondo, Kecamatan Magetan, itu kebingungan untuk berobat (kontrol) ke RSUD dr. Moewardi, Solo, Jawa Tengah.
Arif menderita patah kaki akibat kecelakaan yang dialami beberapa hari sebelumnya. Pada saat jadwalnya untuk kontrol di rumah sakit tersebut, dia kesulitan keuangan untuk menyewa kendaraan pengantarnya.
Hingga akhirnya pihak perangkat desa setempat mengontak personel Palang Merah Indonesia, hingga lepaslah keruwetan yang mengambang di benak keluarga Arif.
“Personel PMI ini sahabat saya, kawan saya sekaligus keluarga saya. Disaat saya bingung, dia ada di dekat saya. Mengantarkan saya berobat ke rumah sakit di Solo, sampai pulang kembali ke rumah tanpa dibebani apa pun,” ungkap Arif Mustaqim, kepada jurnalis.
Sebelum berangkat ke Solo menggunakan ambulans Palang Merah Indonesia untuk berobat, Arif mengaku dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu oleh personel Palang Merah Indonesia yang hendak mengantarnya.
Arif menambahkan, pihak keluarganya merasa tenang, aman dan nyaman selama dalam penanganan Palang Merah Indonesia. Tiba di rumah sakit tujuan pun, Arif dibimbing sebagaimana arahan rumah sakit.
“Sampai sulit saya hendak mengungkapkan rasa terima kasih saya kepada PMI. Saya hanya berdoa, mudah-mudahan keringat dan jerih payah personel PMI dibalas Allah Swt dengan anugerah yang mulia,” do’a Arif Mustaqim.
PMI Tanpa Pamrih
Sementara personel PMI Kabupaten Magetan yang enggan disebut namanya, lantaran kerja tanpa pamrih, mengaku turut bangga bisa berbuat positif terhadap sesama.
Dikatakan personel pria PMI itu, setiap mengantar pergi sampai kembali pulang setiap pasien, pihaknya tidak pernah meminta balas jasa dari pihak yang ditolongnya.
“Tidak, kami tidak memungut apa pun kepada siapa pun yang kami bantu. Itu kami rasakan sebagai panggilan jiwa kami. Setetes darah kita, nyawa bagi sesama,” tegas personel PMI itu.
Sebelum akhirnya kembali ke base-nya, atas nama kemanusiaan, personel PMI Kabupaten Magetan itu mengaku siaga sepanjang hari secara bergantian.
***