PenaKu.ID – Melalui puisi dengan total 26.215 karya puisi buah tangan siswa dari berbagai jenjang SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA di Kota Sukabumi, berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang paling banyak berkarya.
Karya ini dibuat oleh sedikitnya 10.000 pelajar di Kota Sukabumi Jawa Barat. Pemecahan Rekor dengan tema puisi Sejuta Cinta Sejuta Cerita mengusung Sub Tema Kearifan Lokal Kota Sukabumi yang berisi pesan atau amanat tentang kearifan lokal Kota Sukabumi baik secara tertulis maupun tersirat.
Rekor MURI diterima Walikota Sukabumi yang diserahkan kepada Senior Customer Relations Manager MURI Andre Purwandono.
Momen tersebut diawali dengan pembacaan puisi oleh tujuh siswa SD dan SMP serta dihadiri juga oleh Wakil Walikota Sukabumi Kota Andri Setiawan Hamami, Ketua DPRD Kota Sukabumi Kamal Suherman.
”Penulisan puisi mahasiswa ini merupakan kerja sama masyarakat Sukabuku Sukabuku dan Kantor Pusat dan Kearsipan serta penggiat literasi dengan harapan agar gerakan literasi menjadi gerakan akselerasi,” kata Wali Sukabumi Achmad Fahmi.
Fahmi Dorong Literasi Puisi
Pasalnya, lanjut Fahmi, kota ini menyimpan banyak potensi seni, budaya, dan peninggalan sejarah yang dapat dilukiskan dalam sebuah narasi puitis.
Kalau kata Fahmi, dilukis dalam bentuk karya akan menjadi kenangan tidak hanya di Sukabumi tapi juga di luar negeri. Maka digagaslah gerakan penulisan puisi dengan target awal 30 ribu karya dan hingga saat ini 26.215 puisi.
”Saya ucapkan terima kasih kepada kepala sekolah atas keberhasilan sejuta cinta dan sejuta cerita dan bentuk puisi,” kata Fahmi.
Ia mengapresiasi Sukabumi Sukabuku dan para penggiat literasi yang antusias mempersembahkan rekor MURI tersebut.
Prestasi ini merupakan anugerah terindah yang patut dikenang sepanjang sejarah. Semoga menjadi motivasi untuk melahirkan peradaban terbaik melalui karya-karya puitis dan mendorong perkembangan literasi.
Senior Customer Relations Manager MURI Andre Purwandono mengatakan, pihaknya menyaksikan penulisan 26.215 puitis karya seniman tapo.
”Saat membaca puisi, saya merinding, berharap dengan menulis puisi ini saya bisa meningkatkan literasi dan melestarikan puisi,” ujarnya.
**