PenaKu.ID – Kiprah PKB dalam memberikan pelayanan melalui program Vaksinasi Massal sangat signifikan sekali. Bahkan bisa mengundang warga peminat yang sebelumnya tidak terdaftar.
Hal itu dikatakan Sekretaris Fraksi PKB DPRD Kabupaten Bandung, H. Uya Mulyana, bisa dijadikan motivasi pemenuhan target 80 persen warga Kabupaten Bandung sudah melaksanakan vaksin.
“Kendala saat ini, bantuan vaksin dari pemerintah pusat belum diterima Pemkab Bandung sehingga pelayanan agak tersendat,” katanya di ruang fraksi, Selasa (3/8/2021).
Legislator PKB itu menambahkan, dalam pelaksanaan program Vaksinasi Massal tersebut, pastinya melibatkan tenaga kesehatan, dan dokter. Dengan insentif nakes sebesar Rp 250 ribu sementara dokter diberi Rp 500 ribu.
Selama pelaksanaannya, disebutkan dia, Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPR RI, Cucun Ahmad Samsurijal, guna memotivasi minat warga memberikan sembako gratis. Sehingga minat warga untuk berpartisipasi.
Program Vaksinasi Massal Harus Merata
Menyikapi masalah pelaksanaan program vaksinasi massal, Ketua Komisi C, H. Yanto Setianto, sangat menyayangkan sekali saat pelaksanaannya hanya diprioritaskan pada satu “Warna” saja, sehingga ada kecenderungan untuk memenuhi pencapaian target tidak akan sesuai dengan perencanaan.
Masih ada tujuh warna di DPRD Kabupaten Bandung, lanjut dia, yang bisa dilibatkan secara maksimal. Salah satunya dengan melakukan kolaborasi antarfraksi, maka program vaksinasi massal bisa sesuai dengan harapan.
Dia sangat mengharapkan hal itu bisa segera direalisasikan, mengingat masyarakat Kabupaten Bandung begitu antusias dengan kegiatan vaksinasi massal itu. Bahkan ada kabar peserta vaksin melebihi dari yang direncanakan.
Namun untuk kolaborasi itu sendiri, lanjut Yanto, harus ada dulu penjelasan secara signifikan, apakah kolaborasi dalam bentuk bantuan biaya, tenaga kesehatan, relawan, atau sosialosasi lainnya, dan ini perlu ada kepastiannya terlebih dahulu guna menghindari hal yang tak diingikan.
“Dengan adanya penjelasan rincian tersebut, masing-masing fraksi bisa tahu dengan fungsinya selama pelaksanaan kegiatan program vaksinasi massal dilakukan,” tutur Yanto.
Karena tidak semua perencanaan yang bersifat kolaborasi akan membuahkan hasil dan menciptakan kondisivitas. Bisa saja dari kolaborasi itu hanya akan membesarkan salah satu warna saja. Sementara yang tujuh warna lagi tak lebih hanya sarana pendukung kesuksesannya.
Memang pada dasarnya program vaksinasi massal itu untuk kebaikan masyarakat dalam upaya menanggulangi, menekan, mencegah, dan memutus mata rantai penyebaran pandemi covid 19.
“Tapi kami minta ada penjelasan terlebih dahulu keterlibatan kami dalam program tersebut termasuk fungsinya dalam kegiatan itu,” pungkas Yanto.
(ALF)