Setelah pilpres dan Pileg berakhir, kini giliran Pilkades dibeberapa kab/kota di Jawa yang akan serentak digelar. Pilkades adalah Sebuah sarana demokrasi di tingkat desa, untuk memilih calon pemimpin desa yang memiliki wawasan luas, memajukan desa dan mampu mewujudkan kesejahteraan warganya dengan lebih baik.
Pilkades adalah suatu pemilihan yang dilaksanakan secara langsung di desa oleh warga desa setempat untuk memilih Kepala Desa.
Lebih lanjut, Pilkades adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di desa dalam rangka memilih Kepala Desa yang bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Dalam pilkades, visi dan misi yang dibuat lebih dominan isu kemiskinan, IPM, kesehatan, pendidikan, lingkungan dan pengelolaan Bumdes menjadi besaran bagi para calon kades untuk mewujudkan desa yang maju dan rakyatnya terpenuhi kebutuhan hidupnya secara layak.
Pilkades disejumlah daerah di Jawa menjadi isu menarik bagi warga, apalagi jika ada saudaranya yang maju menjadi calon, maka ada dua opsi bagi keluarga satu bani di desanya harus mendukungnya atau terkadang bersebrangan, bila ada dukungan yang kuat, besar kemungkinan calon kades tersebut memiliki peluang yang besar untuk jadi, tapi kalau sebaliknya maka jadi bumerang bagi calon kades untuk mencari dukungan warganya, tentunya harus mencari strategi untuk membangun opini kuat.
Ada beberapa pengalaman yang sering terjadi dalam pilkades, ada yang memilih berbagai upaya baik jalur pertemenan, keluarga maupun lainnya dalam mencari dukungan, mereka menggunakan segala cara untuk bisa jadi, walaupun dengan dukungan perdukunan pun ditempuhnya.
Misalkan ada desa di kampung yang memiliki basis pertanian, maka fakta yang dominan agar ingin menang, sejumlah warga ingin supaya diperhatikan lewat calon tersebut, caranya dengan mengikatnya, ikatan yang kuat adalah diterimanya sejumlah uang kepada yang mereka yang punya hak suara dan saat pemilihan agar memilih calon kades yang sudah mengikatnya. Hal itu Sepertinya hampir merata disejumlah tempat dimana diselenggarakan pilkades.
Terkait jamuan atau buka meja di rumahnya calon kades, sebagian besar disiapkan, pasalnya itu sebagai pengikat awal diantara pendukung dan warga yang ingin melihat langsung apa sih visi dan misi calon kades yang akan dipilih. Wajar saja beberapa warga datang dari calon kades satu ke kades berikutnya, dan mereka bisa membandingkan seperti apa aneka jamuan minuman, snack kering, maupun rokok sebagai pelengkap dalam bercanda ria antara warga dengan calon kades tersebut.
Sebelum pelaksanaan pilkades pun, sejumlah calon punya guru spiritual khusus agar memback up kemenangan calonnya, bila ada serangan dari spiritual kades lain, maka guru spiritualnya pun siap melawannya atau siap untuk menerima serangan.
Disejumlah desa pun ada juga para pemain judi dengan cara mencari penantang siapa jago yang akan menang, ada yang berani ikuti tantangan satu unit mobil avansa atau inova, jika jagonya menang atau ada yang berani dengan tantangan sejumlah uang atau tanah sebagai jaminan kalau jagonya kalah silahlan di ambil.
Wajar saja bila mereka para penjudi pun melakukan manuver dengan membuang sejumlah uang tertentu untuk serangan fajar, sehingga jagonya menang, buang uang 40 persen dari tantangan judi tidak masalah baginya asalkan menang, toh masih laba saat nanti barang yang didapat bisa dijual.
Jadi apakah kita ingin mempunyai Kades yang benar-benar jujur, amanah, terpercaya, dan tidak korupsi. Semua itu kembali lagi Kediri kita masing-masing, karena satu suara dari kita akan menentukan 5 tahun desa kita.
Apakah maju atau tidaknya tergantung calon kades yang terpilih, Insya allah kalo kita memilih dengan sepenuh hati nurani kita, Maka kita akan percaya bahwa desa ini akan maju dan bertumbuh cepat dalam segala bidang. Selamat menentukan pilihan anda untuk Desa Kita Tercinta.
( H Sahru )