PenaPeristiwa

Persenjataan Lengkap, Taliban Hantam Pasukan Afghanistan

Persenjataan Lengkap, Taliban Hantam Pasukan Afghanistan
Pasukan Khusus Taliban

PenaKu.ID — Kelompok Taliban disebut menghantam pasukan perlawanan Afghanistan di Lembah Panjshir dengan persenjataan lebih lengkap.

Upaya negosiasi perdamaian antara milisi dengan kelompok gerilya berisikan milisi dan mantan tentara pemerintah dianggap gagal. Karena itu, mereka mengerahkan kekuatan ke Panjshir, satu-satunya wilayah yang belum mereka kuasai sejak 15 Agustus.

“Taliban membuat kemajuan yang sangat signifikan,” kata Nishank Motwani,, analis Afghanistan yang berbasis di Australia. Motwani menjelaskan milisi menyerang Lembah Panjshir dengan persenjataan yang lebih lengkap, ditambah keuntungan dari sisi psikologi. Dia merujuk kepada keberhasilan besar merebut ibu kota Kabul dari tangan pemerintah pada pertengahan Agustus.

Selain itu, milisi juga menyita tank, kendaraan lapis baja, maupun perlengkapan militer yang ditinggalkan AS. “Mereka juga mempunyai unit kejut, termasuk menggnakan bom bunuh diri,” jelas Motwani dikutip Daily Mail Sabtu (4/9/2021).

Meski begitu, pasukan dari Front Perlawanan Nasional (NRF) juga mengamankan sejumlah peralatan mutakhir untuk membendung serangan Taliban.

Pasukan khusus Taliban Hantam NRF dari Kapisa & Terusan Khawak

Pada Rabu (1/8/2021), pejabat senior milisi Amir Khan Muttaqi dalam pesan radio mengeklaim mereka sudah mengepung Panjshir. Dia menyerukan kepada kelompok gerilya untuk menyerah. “Siapa pun yang masih ingin bertempur, silakan berhenti,” kata dia.

Tetapi NRF merespons dengan terus memberikan perlawanan, dalam upaya mereka mencegah milisi menguasai Panjshir. Beberapa jam setelah peringatan, Taliban menghantam NRF dengan serangan yang digelar dari Kapisa maupun terusan Khawak.

Kedua kubu mengeklaim menderita korban yang cukup banyak, meski laporan tersebut tidak bisa diverifikasi dikarenakan beratnya medan. Milisi kemudian mengumumkan mereka sudah mengepung Panjshir dari empat sisi, sehingga kemenangan NRF tidak akan tercapai.

NRF, aliansi yang beranggotakan milisi etnis Tajik dan mantan pasukan pemerintah Afghanistan menolak untuk menyerah. Ali Nazary, juru bicara NRF menyatakan mereka harus menghadapi serangan hebat dari Taliban, membuat pemimpin mereka, Ahmad Massoud, sibuk. Massoud merupakan putra dari Ahmad Shah Massoud, komandan gerilyawan yang dijuluki “Singa Panjshir” karena membendung invasi Uni Soviet.

Dalam pernyataan yang dirilis Rabu, Massoud mengungkapkan dirinya ditawari “satu atau dua kursi” di pemerintahan. Tetapi dia dengan tegas menolak. “Taliban sudah memilih jalan untuk perang,” kata dia seraya berjanji terus melawan. Lembah sepanjang 112 km tersebut menawarkan keuntungan bagi NRF, yang bisa menyergap musuh mereka dari tempat tinggi.

Martine van Bijlert dari Afghanistan Analysts Network berujar, milisi sudah bergerak ke pintu masuk lembah. Van Bijlert mengatakan, kedua pihak sama-sama menderita kerugian yang besar. Tetapi, Taliban meminta bala bantuan dari provinsi terdekat.

“Dengan semakin banyaknya pasukan yang didatangkan dari daerah lain, tekad anggota NRF jelas menurun,” papar Van Bijlert. Lebih lanjut Motwani berkata, keberadaan Lembah Panjshir memberikan arti simbolis bagi mereka yang menentang Taliban.

Sejak dulu, wilayah tersebut dikenal sebagai benteng bagi siapa pun yang datang dengan maksud melakukan penjajahan. “Daerah itu memberikan harapan kepada warga Afghanistan yang tidak menerima kekuasaan Taliban,” jelas Motwani.

(***Red)

Exit mobile version