PenaKu.ID – Patung Lembu Suro dan Jothosuro diyakini sebagian warga Blitar Jawa Timur mampu melindungi dari erupsi Gunung Kelud.
Patung Lembu Suro dan Jothosuro ternyata patung bikinan baru. Namun warga sekitar Gunung Gedang percaya jika keberadaan patung itu bakal melindungi wilayah mereka dari erupsi Gunung Kelud.
Patung Lembu Suro terletak di kawasan Perhutani di wilayah Desa Gadungan Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar Jawa Timur. Tepatnya berjarak sekitar 3 kilometer dari pemukiman penduduk, yang han
ya dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau jalan kaki.
“Saya tidak tahu pasti tahun berapa dibuatnya. Tapi keterangan warga, sekitar tahun 1990-an. Lokasinya di areal gardu pandang,” kata Pemerhati sejarah dan situs purbakala kelahiran Blitar, Ferry Riyandika, Sabtu (20/3/2021).
Patung Lembu Suro dibangun pada tahun 1993 untuk menyambut Menteri Perhutanan, dalam suatu acara peresmian. Mengutip situs GusJeng Kabupaten Blitar, keberadaan patung itu adalah karena keinginan Pak Las selaku mantri perhutani setempat untuk mempercantik dan sebagai tanda bahwa dulunya area tempat patung terdampak erupsi Gunung Kelud tahun 1990.
Pembuatan patung dilakukan oleh seorang pengrajin patung yang berasal dari daerah Ringintelu Kecamatan Kesamben. Pak Las mempercayai pembuatan itu kepada pengrajin tersebut karena reputasinya yang telah lama membuat beberapa patung di daerah Bali.
Pembuatan patung ini sendiri memakan waktu sekitar 2 bulan, dan selama itu sang pembuat patung menginap dan bermalam di area patung tersebut.
Pengerjaan patung tersebut dikerjakan sendirian oleh sang pengrajin. Menurut cerita pak Las, pembuatan patung itu dibuat secara bertahap mulai dari pembentukan kasar kaki baru kemudian di bentuk sedemikian rupa sehingga kelihatan indah seperti sekarang.
Selain itu, dulu di area patung juga terdapat gardu pandang (outspot) yang terbuat dari kayu setinggi +/- 8 meter. Dari gardu pandang ini kita bisa melihat keadaan gunung dan kawasan Blitar dengan jelas.
Baca Juga:
Ketika Gunung Kelud meletus, dipercayai karena Lembu Suro murka, sehingga batu-batu serta air yang berada di dalam sumur itu keluar menjadi letusan. Konon, hutan yang berada di kawasan Wisata Lembu Suro ini selalu terbakar ketika Gunung Kelud meletus. Namun tak seluruh bagian hutan terbakar. Kawasan yang terbakar hanyalah kawasan yang berada di utara patung Lembu Suro. Masyarakat sekitar menyebut hutan ini alas kobongan.
Menurut mitos masyarakat di daerah ini, hal tersebut dipengaruhi oleh patung Lembu Suro, Patung Lembu Suro dapat memberikan perlindungan di kawasan patung ke selatan. Pemandangan seperti itu juga disaksikan oleh Ferry, pascaerupsi Kelud 2014.
“Pascaerupsi 2014 wilayah itu justru banyak didatangi wisatawan. Mereka ingin melihat kondisi sekitar Kelud. Karena pada erupsi 2014 itu, Blitar nyaris tak terdampak. Hanya hujan debu tipis di wilayah kota. Di sekitar patung Lembu Suro, seperti membatasi wilayah hutan yang terbakar, sama yang tidak tersentuh abu vulkanik sama sekali,” pungkasnya.
**Red/jatim.siberindo