Ekonomi

Pasar Global Waswas! Krisis Gagal Bayar di AS Kirim Sinyal Bahaya, IHSG Merah

Pasar Global Waswas! Krisis Gagal Bayar di AS Kirim Sinyal Bahaya, IHSG Merah
Pasar Global Waswas! Krisis Gagal Bayar di AS Kirim Sinyal Bahaya, IHSG Merah/(pixabay)

PenaKu.ID – Kondisi ekonomi global kini diselimuti kekhawatiran setelah sinyal buruk datang dari sektor perbankan Amerika Serikat. Maraknya kasus gagal bayar (default) dan kredit macet telah memicu kecemasan di kalangan investor pasar saham, yang dampaknya terasa hingga ke Indonesia.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bahkan terkoreksi tajam hingga lebih dari 3% pada perdagangan Jumat (17/10/2025).

Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Ketika puluhan ribu nasabah, bahkan perusahaan besar yang sebelumnya dianggap sehat, tidak mampu membayar pinjaman, ini menjadi indikator adanya masalah fundamental dalam perekonomian. Kebangkrutan produsen suku cadang mobil First Brands dan dealer Tricolor Holdings menjadi pemicu utama yang menyeret nama-nama bank besar seperti JPMorgan dan UBS.

Kecoak Ekonomi dan Efek Domino Pasar Global

CEO JPMorgan, Jamie Dimon, memberikan analogi yang mengkhawatirkan dengan menyatakan, “Ketika Anda melihat seekor kecoak, kemungkinan besar ada lebih banyak lagi.”

Pernyataan ini menyiratkan bahwa kasus gagal bayar yang terungkap hanyalah puncak dari gunung es, dan ada potensi masalah yang lebih besar di bawah permukaan.

Kekhawatiran ini dengan cepat menyebar. Saham-saham bank regional di AS anjlok, diikuti oleh indeks-indeks utama Wall Street yang ditutup di zona merah. Efek domino ini tak terhindarkan, pasar Asia-Pasifik pun ikut melemah, menunjukkan betapa terintegrasinya pasar keuangan global saat ini.

Ketegangan Geopolitik Memperburuk Keadaan Pasar Global

Situasi diperparah oleh faktor geopolitik. Tiongkok menuduh AS sengaja memicu kepanikan dengan membesar-besarkan isu pembatasan logam tanah jarang.

Ketegangan antara dua raksasa ekonomi dunia ini menambah lapisan ketidakpastian yang membuat investor memilih untuk mengamankan aset mereka dan keluar dari pasar saham.

Bagi investor di Indonesia, pelemahan signifikan IHSG menjadi pengingat akan risiko eksternal yang tidak bisa diabaikan. Kondisi di AS membuktikan bahwa gejolak ekonomi di satu negara dapat dengan cepat merambat dan mengguncang stabilitas pasar keuangan di seluruh dunia.**

Exit mobile version