PenaKu.ID – Tune up mobil seringkali dianggap identik dengan pergantian busi atau sekadar servis ringan.
Padahal, tune up adalah proses perawatan menyeluruh yang mencakup pemeriksaan, penyetelan, dan penggantian komponen penting mesin, sistem pembakaran, sistem bahan bakar, hingga sistem pengapian.
Dengan melakukan tune up secara berkala, performa kendaraan tetap optimal, konsumsi bahan bakar ideal, serta emisi gas buang terjaga.
Komponen Utama yang Diperiksa saat Tune Up Mobil
Ketika melakukan tune up, mekanik akan memeriksa dan menyesuaikan berbagai komponen kunci. Pertama, busi (spark plug) harus dicek apakah masih baik atau sudah aus.
Busi yang berfungsi optimal membantu pembakaran bahan bakar lebih sempurna. Kedua, koil pengapian dan kabel busi diperiksa untuk memastikan tidak ada kebocoran listrik yang menyebabkan putaran mesin tidak stabil.
Ketiga, filter udara (air filter) menjadi fokus utama karena saringan yang tersumbat akan menghambat aliran udara ke ruang bakar, membuat mesin bekerja lebih berat dan boros bahan bakar. Keempat, sistem bahan bakar—termasuk injector—dipastikan tidak tersumbat agar injeksi bahan bakar tetap efisien.
Selain itu, mekanik juga biasanya memeriksa timing belt, kipas pendingin, hingga kondisi oli dan cairan pendingin mesin (coolant).
Manfaat Tune Up Mobil secara Rutin
Lakukan tune up setidaknya setiap 10.000–15.000 kilometer untuk mobil berusia di bawah lima tahun, atau sesuai rekomendasi pabrikan.
Manfaat utamanya adalah meningkatkan efisiensi bahan bakar karena mesin bekerja dengan kompresi dan pembakaran yang optimal.
Selain itu, tenaga mesin akan terjaga lebih kuat, sehingga akselerasi lebih responsif. Dengan komponen pengapian yang tepat, emisi gas buang juga menurun, membantu mobil lebih ramah lingkungan.
Tune up tepat waktu juga mencegah kerusakan komponen yang lebih parah, misalnya menghindari overheating akibat kipas pendingin yang tidak optimal atau mencegah kerusakan mesin akibat timing belt putus.**