PenaKu.ID – Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) mendukung penuh Ganjar Pranowo yang akan majau di Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang.
Dukungan untuk Calon Presiden dari PDI Perjuangan itu diungkapkan Presiden KSPSI, Andi Gani Nena Wea saat Ganjar menemui langsung buruh di Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Ganjar menemui para buruh KBB, di kediaman Ketua Relawan Sahabat Ganjar Jabar, Kiki Permana di Kampung Bunisari RT 03 RW 06 Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Selasa (3/10/2023).
Andi menegaskan, para buruh di bawah naungan KPSPI akan all out memenangkan Ganjar Pranowo dalam kontesrasi Pipres 2024 mendatang.
Bahkan, Andi mengklaim sudah mendeklarasikan dukungan terhadap Ganjar di 10 tempat Indonesia, Hongkong dan siap menyusul Singapura dan Malaysia.
“Hari ini Mas Ganjar berkunjung ke KBB, kami agendakan akan berkunjung ke Sumedang, Bandung dan Cimahi yang jadi basis kekuatan anggota kami,” katanya.
Alasan KSPSI mendukung mantan Gubernur Jawa Tengah ini, karena meyakini personality-nya. Ganjar dinilai pada saat jadi kepala kaerah berani bertemu dengan pengunjuk rasa.
“Kami yakin Mas Ganjar dulu dekat dengan buruh. Bukan hanya saat mau Pilpres saja, saya dengan Mas Ganjar sudah puluhan tahun. Tahu sifat beliau personality seperti apa,” ujarnya.
Relawan Sahabat Ganjar Jabar Senada dengan KSPSI
Di tempat yang sama, Relawan Sahabat Ganjar Jabar, Kiki Permana menyatakan, kesiapannya memenangkan Ganjar dalam Pilpres yang akan datang di wilayah Jawa Barat.
Melalui program yang digulirkannya, Kiki meyakini akan menarik para simpatisan masyarakat pemilik suara.
“Kita bergerak satu komando, akan all out memenangkan Pak Ganjar Pranowo dengan siapapun wakilnya,” ujarnya.
Menyikapi dukungan tersebut, Ganjar sangat menyambut baik dukungan KSPSI. Ia pun memberikan sejumlah catatan terkait persoalan pekerja.
Salah satunya, terkait penghitungan upah buruh yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraannya.
“Tadi saya sampaikan apakah kita masih mau menggunakan rezim upah minimum atau pakai cara yang lain. Bagaimana cara menghitung, apakah dengan pola ketentuan hari ini inflasi pertumbuhan ekonomi atau menghitung lagi dengan survey KHL, mana yang kira kira oke,” paparnya.
Meski begitu, persoalan tersebut bukan satu-satunya yang dihadapi untuk meningkatkan kesejahteraan para pekerja. Menurut Ganjar, perlu dipikirkan juga terkait investasi yang masuk Indonesia bisa menyerap tenaga kerja.
Kemudian, harus dicari solusi juga bagi investasi yang tidak bisa menyerap tenaga kerja.
“Kita harus menyiapkan kewirausahaan untuk mereka. Saya juga mendapatkan masukan ada aspirasi dari kawan kawan buruh (tentang masalah itu),” pungkasnya.
**