Krisis Air Bersih di Kabupaten Bandung Barat
Fenomena ini terjadi sejak 4 bulan lalu semenjak musim kemarau melanda wilayah Kabupaten Bandung Barat
PenaKu.ID – Krisis air bersih di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat semakin meluas. 1 dari ratusan warga di Kecamatan Padalarang harus berjuang untuk bisa memenuhi kebutuhan air bersih dalam setiap harinya.
Bahkan, saat tidak mendapatkan kiriman air bersih, sebagian warga harus meminta air dari warga lain yang aman dari krisis air bersih untuk memenuhi kebutuhan airnya.
Salah satu warga RT02/RW25, Kampung Sukamulya, Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Cecep Yusuf Supriadi (33) mengungkapkan bahwa kekeringan telah melanda daerahnya sejak Agustus 2024.
Saat ini kondisi sumur-sumur warga sudah menengering. Cecep mengaku kesulitan mendapatkan air bersih.
Ia mengatakan, fenomena ini terjadi sejak 4 bulan lalu semenjak musim kemarau melanda wilayah Kabupaten Bandung Barat dan Jawa Barat pada umumnya.
“Udah lama kurang air bersih, aku pake mesin pompa air (sumur bor) di satu rumah di pakai 3 KK 12 jiwa, jadi pakai air bergantian,” kata Cecep saat ditemui di lokasi, Jumat (06/09/2024).
Cecep menjelaskan, selama ini jika tidak ada kiriman air, warga harus membeli air di sumbernya. Jika ambil sendiri, untuk air biasa harganya Rp40.000,- ukuran per 500 liter.
“Ada yang jual air bersih di daerah PPI cukup jauh harus bawa sendiri, harganya cukup mahal Rp 40 ribu ukuran 1 toren kotak kecil, cukup untuk untuk 2 hari ajah habis atau tergantung pemakaian kita,” terangnya.
“Kalau minta diantar ke rumah, ada tambahan biaya kirim,” imbuhnya.
Ia menjelaskan bahwa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, keluarganya membutuhkan sekitar lima galon air setiap hari untuk mandi.
Warga Kabupaten Bandung Barat Harap Pemerintah Hadir
Sementara itu untuk kebutuhan air minum, dalam satu minggu hanya membutuhkan sekitar dua galon air.
“Kondisi seperti ini sudah terjadi sejak 3 tahun terakhir, setiap musim kemarau daerah kami dilanda kekeringan dan sulit mendapatkan air bersih,” jelasnya.
Untuk mendapat air bersih di rumahnya, kata dia, harus menunggu berjam-jam, pasalnya, pompa air yang ia punya tak ada lagi resapan air.
“Sumur sudah enggak ada airnya (mengering), jadi kalau mau air bersih buat mandi dan nyuci nunggu berjam-jam gantian sama yang lain,” jelasnya.
Ia menjelaskan, terkadang ia harus mengambil air bersih di rumah kerabat dan masjid terdekat untuk kebutuhan seperti memasak, dan lainnya.
“Kadang suka minta air pake galon di rumah teman, kadang juga di masjid dekat Kantor Persis Padalarang, susah banget air bersih kalau buat susu anak biasanya beli galon, kalau buat mandi, nyuci baju, piring dan masak,” jelasnya.
Ia mengaku sering numpang mandi di rumah temen meski merasa malu. Tapi, kata dia, apa boleh buat karena sulit mendapatkan air bersih.
“Saya berharap ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bandung Barat setempat untuk kebutuhan air bersih bagi warga yang terdampak,” tandasnya.
***