PenaKu.ID – Pemerintah Kota Cimahi memiliki 32 ton beras cadangan pangan daerah yang tersisa tahun ini. Cadangan pangan itu akan disalurkan dalam kondisi tertentu.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi Tita Mariam mengatakan, cadangan pangan yang tersedia itu merupakan sisa yang belum disalurkan dan hasil pengadaan tahun ini.
“Kita punya cadangan pangan itu 32 ton beras. Ada sisa 16 ton dan saat ini sedang pengadaan lagi 16 ton. Kita setiap tahun pasti ada pengadaan cadangan pangan,” kata Tita, Kamis (14/9/2023).
Tita menjelaskan, sesuai aturan yang tercantum dalam Peraturan Walikota (Perwal), beras cadangan itu akan disalurkan untuk menanggulangi kemiskinan, adanya kerawanan pangan, terjadi inflasi besar-besaran hingga untuk penanganan masalah stunting.
Nantinya, kewilayahan seperti harus mengusulkan permohonan bantuan itu, yang nantinya akan dilakukan verifikasi oleh Dispangtan Kota Cimahi bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya seperti Dinas Sosial Kota Cimahi.
“Syaratnya untuk nanggungulangi kemiskinan, akibat inflasi, ketiga stunting, terjadinya kerawanan pangan. Nanti ada pendataan dari kelurahan, kalau ada permintaan dikaji, kita melibatkan dinsos. Kalau memang dibutuhkan bisa disalurkan sesuai dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat,” jelas Tita.
Kota Cimahi Bergantung Beras ke Daerah Lain
Namun, kata Tita, pangan cadangan yang tersedia saat ini tidak akan mencukupi untuk mengintervensi pasar saat ini. Di mana harga beras di pasaran saat ini tengah mengalami kenaikan dalam dua bulan terakhir karena musim kemarau yang berpengaruh terhadap produktifitas pertanian.
“Kalau untuk intervensi pasar cadangan kita gak akan cukup. Jadi hanya akan disalurkan jika terjadi kerawanan pangan dan sebagainya saja. Tapi sejauh ini kita belum terima laporan permintaan dari wilayah,” ucap Tita.
Dia melanjutkan, meski harganya naik, namun ketersediaan beras di pasaran masih mencukupi. Selama ini para pedagang mendapat pasokan beras dari luar daerah seperti Cianjur, Ciamis, Kabupaten Bandung hingga berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Kalau pasokan kan berhubungan dengan ketersediaan. Kita juga berhitung karena ketersediaan pangan kita masih bergantung ke daerah lain. Tapi sejauh ini masih aman,” ujarnya.
**