PenaKu.ID – Klinik Amelia Cipongkor yang berlokasi di Jalan Raya Cipari No. 88, Desa Cijambu, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat kini sudah mulai membuka layanan BPJS atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Layanan jaminan sosial Klinik Amelia Cipongkor juga terintegrasi dengan jaminan layanan pemerintah desa setempat.
Penanggungjawab sekaligus pemilik Klinik Amelia Cipongkor, dr. Hj. Ida menuturkan untuk mengcover layanan kesehatan yang memudahkan bagi warga setempat pihaknya memberikan layanan tersebut.
“Alhamdulilah kita [Klinik Amelia] sudah dua bulan berjalan menerima pasien BPJS,” ujar Ida kepada PenaKu.ID, Rabu (16/03/22).
Klinik Amelia Cipongkor sudah berdiri kurang lebih satu tahun yang lalu. Ia memastikan klinik bakal memberikan pelayanan yang ekslusif bagi pasien yang datang berobat.
“Memang kita sedikit lebih mahal namun, kita jamin pelayanan dan pengobatan yang diberikan spesial,” kata dia.
Umumya pasien yang sudah berobat ke Klinik Amelia Cipongkor, sambung ida, rata-rata menyampaikan kepuasannya.
“Kalo pasien hanya berobat saja tanpa inap, kami selalu intens hubungi mereka bagaimana perkembangan kondisi kesehatan mereka di rumah. Itu biasa saya lakukan. Malah saya sendiri yang whatsapp (WA),” terang Ida.
Tarif Klinik Amelia Cipongkor
Ida menginformasikan untuk sekali berobat dan konsultasi pihaknya mematok harga sebesar Rp90.000,-. “Itu kita sudah plus sama obat,” sambung Ida yang juga salah satu konsultan kesehatan di Rumah Sakit Imanuel Kota Bandung hingga saat ini.
Klinik Amelia Cipongkor memiliki tenaga kesehatan yang mumpuni dan terampil di bidangnya, baik perawat maupun dokter. Ida menjamin dedikasinya terhadap pasien sangat baik.
“Kita ada sebelas perawat dan tiga dokter praktek. Insya Alloh semua amanah,” ujar Ida yang pernah meraih penghargaan dokter terbaik di institusinya beberapa tahun silam kala pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Disinggung terkait pasien omicron di wilayahnya, Ida menyebutkan hingga kini masih ditemukan satu atau dua pasien yang bergejala ringan tetapi masih dapat diobati. Jika pasien terlihat parah ia sarankan untuk melakukan isolasi dan perawatan di klinik langsung.
“Tapi kalau pasiennya hanya bergejala ringan mah kita saranakan untuk isolasi di rumah. Tapi tentunya kita berikan dulu penanganan. Misalkan kita berikan beberapa vitamin dan obat yang semestinya,” tandas Ida.
***