PenaPeristiwa

Ini Riwayat Kematian Trisna, Macan Tutul yang Terjerembab & Terluka

PenaKu.ID – Dari keterangan tertulis yang didapat awak media, bahwa kronologis kematian macan tutul [trisna] yang sebelumnya ditemukan di dalam sebuah perangkap babi hutan di kawasan hutan lindung kawah putih, Ciwidey, Kab. Bandung, Jawa Barat pada Jumat (23/10/20) terungkap.

Pada saat setelah dilakukan evakuasi petugas, trisna mendapatkan pertolongan medis [Nekropsi] oleh Dokter hewan di Kebun Binatang Bandung.

“Hasil nekropsi menunjukan bahwa penyebab kematian Trisna ini adalah luka inveksi nekrosis yang melingkar pada pinggang hingga perut,” tulis rilis dalam keterangan tersebut, Jumat (30/10/20).

Luka inveksi yang dialami Trisna dapat menyebabkan tubuh mengalami Depsos yaitu kondisi di mana bakteri menginfeksi keseluruh tubuh lewat aliran darah dan penyebabnya kegagalan organ lain hingga mengakibatkan kematian.

Disamping itu, satwa juga mengalami malnutrisi (kekurusan) akibat kerusakan lambung kronis yang penyerapan makanan terganggu, tubuh sulit gemuk, lemas tidak bertenaga dan daya imun turun hingga sulit bertahan ketika ada serangan inveksi/kuman.


Kronologis

Sebelumnya diberitakan bahwa pada hari Jumat tanggal 23 Oktober 2020 Trisna ditemukan oleh petugas KRPH Perhutani dengan masyarakat yang berlokasi di saung petani di kawah putih pada hutan lindung RPH Patuha BKPH Ciwidey KPH Bandung Selatan Kabupaten Bandung.

Pada saat ditemukan Trisna terlihat sedang berbaring dan tampak lemas, informasi ditemukannya macan tutul jawa alias trisna hingga sampai ke petugas balai besar KSDA Jawa Barat.

“Pada hari itu juga Kepala Balai besar KSDA Jabar memerintahkan petugas BBKSDA Jabar untuk berkoordinasi dengan tim medis kebun binatang Bandung dan Aspinall dan Volunteer untuk turun ke lokasi guna mengevakuasi satwa tersebut,” ujar Haluleo, Ka Humas BKSDA Jabar, melalui sambungan pesan singkat WA, Jumat (30/10/20) malam.

Lanjut Halu, hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter hewan menunjukan bahwa kondisi fisik trisna sangat lemah, diduga karena luka pada bagian punggung kaki bagian belakang, dehidrasi dan kelaparan.

“Dengan kondisi tersebut, Dokter hewan menyarankan agar Trisna segera dievakuasi dengan baik,” katanya.

Pada hari Jumat tanggal 23 Oktober 2020, balai besar BKSDA Jawa Barat menitiprawatkan trisna ke kebun binatang Bandung agar mendapatkan perawatan intensif dalam rangka proses penyembuhan.

“trisna berumur kurang lebih 2-3 tahun (remaja), berat badan kuran lebih 10 kg,” tambah Halu.

Halu memastikan, tindakan yang dilakukan petugas pada saat itu memberikan pakan daging dan ati ayam, pengobatan dengan membersihkan luka dengan providon lodin dan penyemprotan antibiotic limoxin, memasang infus RL 500 ml i.v injexsi amoxsilin 2 ml, injeksi vit B kompmek 6 ml dan pemberian air minum.

Namun, tambah Halu, hari Sabtu tanggal 24 Oktober 2020 kondisi trisna masih terlihat lemas, kurus dan tidak agressif.

“Sedikit makan daging sapi cingcang 800 gram, pengobatan infus RL 500 ml i.v dan injeksi vitamin B komplek 6 ml i.m.,” imbuh Halu.

Halu menambahkan, Minggu tanggal 25 Oktober 2020, kondisi Trisna masih lemas, tidak agresif dan tidak mau makan.

“Tindakan pemberian makan ati ayam, pengobatan pembersihan luka dengan providon lodin dan lomoxsilin spray infus RL 500 mli.m dan injeksi vitamin B komplek 6 ml i.m. Namun tidak dimakan juga,” ucap Halu.

Halu menyayangkan, berbagai upaya medis yang sudah diberikan kepada macan tutul yang bernama trisna tersebut mengalami kebuntuan.

“Namun hasilnya tidak berbuah manis, pada hari Senin tanggal 26 Oktober 2020 Trisna mengalami kematian pukul 07.00 wib,” pungkas Halu.



(Wox)

Related Articles

Back to top button