PenaKu.ID – Pemerintah Inggris di bawah Perdana Menteri Keir Starmer tengah menginisiasi rencana besar untuk menjual sebagian dari sekitar 6.500 properti negara di luar negeri, termasuk sejumlah gedung kedutaan dan aset diplomatik.
Portofolio properti luar negeri Negeri Kopi dan Teh ini ditaksir bernilai sekitar £2,5 miliar (Rp55 triliun). Langkah ini merupakan bagian dari program “FCDO2030” untuk merasionalisasi jejak diplomatik.
Penghematan di Lokasi Berbiaya Tinggi di Inggris
Dokumen anggaran menunjukkan bahwa Kementerian Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan (FCDO) sedang mencari aset yang “dapat dilepas” karena ratusan bangunannya mengalami kerusakan serius.
Salah satu target utama penghematan adalah lokasi berbiaya tinggi seperti New York, termasuk kemungkinan penjualan apartemen mewah senilai £12 juta yang dibeli pasca-Brexit.
Kekhawatiran Kondisi Properti Inggris
Efisiensi ini muncul setelah lembaga pengawas anggaran Negeri Kopi dan Teh tersebut menyampaikan kekhawatiran besar atas kondisi properti diplomatik, di mana sekitar 15% (933 properti) dinilai tidak layak atau tidak aman secara operasional.
Penjualan aset-aset ini menjadi bagian dari serangkaian pemangkasan yang dikhawatirkan melemahkan pengaruh soft power Inggris, menyusul pemotongan anggaran bantuan luar negeri sebelumnya.**
