PenaEkonomi

Indonesia Ditaksir Bank Dunia Minus 2 Persen

PenaKu.ID – Indonesia diperkirakan Bank Dunia alami penurunan pertumbuhan ekonomi 2020 dari sebelumnya 0 persen Juni lalu, mejadi rata-rata minus 2 sampai 1,6 persen.

Proyeksi ini ada dalam laporan East Asia and Pacific Economic Update, October 2020 “From Containment to Recovery”.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan Bank Dunia mempertimbangkan berbagai faktor akibat eskalasi pandemi Covid-19, seperti pembatasan mobilitas, peningkatan risiko kesehatan, dan pelemahan ekonomi global.

Faktor-faktor tersebut telah memberikan tekanan terhadap permintaan domestik, baik aktivitas konsumsi maupun investasi.

”Di sisi lain, kondisi permintaan domestik yang masih relatif lemah tersebut menahan indikator makro lainnya tetap terjaga, yakni inflasi sebesar 2,1 persen dan defisit neraca transaksi berjalan sekitar 1,3 persen terhadap PDB,” jelas Febrio dalam keterangan resmi, Rabu (30/9).

Febrio mengatakan proyeksi negatif ekonomi Indonesia tersebut merupakan yang pertama kali terjadi dalam dua dekade terakhir.

Menurut dia outlook Bank Dunia masih sejalan dengan asesmen pemerintah. Sebelumnya pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia berada dalam rentang minus 1,7 persen dan minus 0,6 persen.

Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia akan mulai membaik pada 2021 dan 2022 meskipun masih dibayangi risiko dan tantangan terkait keberhasilan penanganan pandemi Covid-19.

”Menurut Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 diprediksi berada dalam rentang 3,0 persen hingga 4,4 persen dan di tahun 2022 sebesar 5,1 persen,” ujar Febrio.

Menurut dia, angka perkiraan tersebut mempertimbangkan adanya dampak baseline yang rendah, serta adanya penurunan potensi pertumbuhan minus 0,6 poin persentase (percentage point) dibandingkan kondisi sebelum pandemi, konsekuensi dari investasi, dan produktivitas yang lebih rendah.

Di samping indikator ekonomi, Febrio menjelaskan bahwa Bank Dunia juga menunjukkan asesmen indikator kesejahteraan, khususnya angka kemiskinan ekstrim yang diproyeksi kembali meningkat untuk pertama kalinya sejak 2006.

Bank Dunia menyebutkan kemiskinan ekstrim meningkat dari 2,7 persen di 2019 menjadi 3,0 persen di 2020 (berdasarkan garis kemiskinan USD1,9 per kapita per hari – 2011 PPP).



Source: Siberindo
Editor: Js

Related Articles

Back to top button