PenaKu.ID – Istilah Polaroid Gemini AI belakangan ramai dibicarakan di media sosial. Namun, hasil penelusuran menunjukkan tidak ada produk resmi dengan nama tersebut, baik dari Polaroid maupun Google.
Melalui situs resminya, Polaroid masih konsisten menggarap lini kamera instan seperti Polaroid Now, Now+, Go, dan I-2. Seri I-2 bahkan diposisikan sebagai kamera tercanggih dengan kendali manual penuh dan lensa berpresisi tinggi. Seluruh produk itu tetap menggunakan film instan fisik, ciri khas Polaroid sejak era 1970-an. (Polaroid.com).
Di sisi lain, Google baru saja memperbarui Gemini, model kecerdasan buatan generatif yang mampu menghasilkan teks, gambar, hingga video. Dalam uji coba, Gemini bisa menirukan gaya visual tertentu, termasuk estetika foto Polaroid dengan bingkai putih tebal, warna hangat, serta tekstur butiran film. (Google AI Blog).
Fenomena Polaroid Gemini AI ini memicu anggapan bahwa Polaroid dan Google meluncurkan produk kolaborasi. Faktanya, yang terjadi hanyalah pemanfaatan teknologi AI untuk menirukan nuansa visual Polaroid secara digital. Hasil tersebut banyak dipakai kreator konten, meski belum bisa menggantikan pengalaman memotret langsung dengan kamera instan.
Hasil Gambar Polaroid Gemini AI Mengejutkan
Media teknologi internasional seperti TechRadar dan Tom’s Guide mencatat, hasil gambar bergaya Polaroid dari Gemini memang terlihat meyakinkan, tetapi tetap berbeda dengan cetakan film asli. Sentuhan fisik dan ketidaksempurnaan kimiawi film masih menjadi keunikan Polaroid yang sulit ditandingi teknologi digital.
Kendati demikian, pakar menilai tren ini akan terus berkembang. Estetika Polaroid kini tak hanya hadir lewat kamera dan film, tetapi juga lewat simulasi digital berbasis AI. Fenomena ini membuka peluang baru di industri kreatif, sekaligus menuntut kehati-hatian terkait etika, hak cipta, dan penggunaan merek dagang.**