Ragam

Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Pengingat Cinta Alam yang Sebenarnya!

Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Pengingat Cinta Alam yang Sebenarnya!
Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Pengingat Cinta Alam yang Sebenarnya! /Ilustrasi (pixabay)

PenaKu.ID – Setiap tanggal 5 November, Indonesia memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) — momentum tahunan untuk menegaskan kecintaan dan kepedulian terhadap kekayaan alam Nusantara. Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional ini bukan sekadar seremoni, melainkan refleksi atas komitmen bangsa dalam melestarikan keanekaragaman hayati yang menjadi kebanggaan Indonesia.

Landasan Hukum dan Simbol Nasional

Penetapan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional berakar pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional, yang mengukuhkan enam spesies sebagai simbol nasional. Tiga di antaranya mewakili puspa (tumbuhan), sementara tiga lainnya menjadi simbol satwa (hewan) khas Indonesia.

Tiga puspa nasional:

Melati (Jasminum sambac) – “Puspa Bangsa” yang melambangkan kesucian dan ketulusan.

Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) – “Puspa Pesona” yang mencerminkan keindahan Indonesia.

Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii) – “Puspa Langka” yang menggambarkan keunikan alam tropis Nusantara.

Tiga satwa nasional:

Komodo (Varanus komodoensis) – Satwa nasional yang menjadi ikon Pulau Komodo.

Ikan Siluk Merah (Sclerophages formosus) – Satwa pesona yang populer karena keindahannya.

Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) – Satwa langka yang sekaligus simbol semangat dan keteguhan bangsa.

Penetapan ini menegaskan bahwa flora dan fauna tersebut bukan sekadar simbol, tetapi juga tanggung jawab bersama untuk dijaga dan dilestarikan.

Makna dan Tujuan Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional

HCPSN memiliki makna penting dalam membangun kesadaran masyarakat akan peran tumbuhan dan hewan dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Selain menumbuhkan rasa bangga terhadap kekayaan alam Indonesia, peringatan ini juga mendorong aksi nyata pelestarian—mulai dari perlindungan habitat, penelitian, hingga pencegahan perdagangan ilegal satwa dan tumbuhan langka.

Beragam Cara Masyarakat Merayakan

Setiap tahun, peringatan HCPSN diwarnai dengan berbagai kegiatan edukatif dan konservatif. Sekolah menggelar program pendidikan lingkungan, lembaga konservasi menyelenggarakan pameran flora-fauna, sementara komunitas dan warga turut serta dalam aksi penanaman pohon hingga pembersihan habitat alami.

Pemerintah juga kerap menetapkan tema tahunan untuk memperkuat pesan pelestarian. Salah satunya bertajuk “Potensi Plasma Nutfah Puspa dan Satwa Indonesia bagi Pembangunan Ekonomi Nasional”, yang menegaskan bahwa konservasi berkelanjutan dapat berjalan seiring dengan pembangunan ekonomi.

Tantangan yang Masih Menghantui

Meski sudah menjadi agenda rutin, tantangan konservasi di Indonesia tetap besar. Kerusakan habitat akibat deforestasi, alih fungsi lahan, dan kebakaran hutan terus mengancam kelangsungan spesies endemik. Di sisi lain, perdagangan ilegal satwa dan tumbuhan langka masih marak terjadi, memerlukan penguatan hukum dan kerja sama lintas lembaga.

Tak hanya itu, perubahan iklim global kini turut memengaruhi pola ekosistem, memaksa upaya konservasi untuk beradaptasi secara lebih dinamis.

Peran Publik untuk Alam Lestari

Peringatan HCPSN akan bermakna bila masyarakat ikut ambil bagian. Bentuk dukungan sederhana bisa berupa menanam tanaman lokal, menghindari pembelian satwa tanpa izin, serta menggunakan produk ramah lingkungan. Edukasi kepada keluarga dan lingkungan sekitar juga menjadi langkah nyata untuk memperkuat kesadaran kolektif.

Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional bukan sekadar tanggal dalam kalender, melainkan pengingat bahwa kekayaan alam Indonesia adalah warisan yang harus dijaga. Dengan landasan hukum yang kuat, simbol nasional yang bermakna, dan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat, peringatan ini menjadi momentum untuk menegaskan satu komitmen bersama:

Melindungi puspa dan satwa Indonesia demi keberlanjutan kehidupan generasi kini dan mendatang.**

Exit mobile version