PenaKu.ID – Geraldine Beldi, seorang perempuan yang berprofesi seorang guru disebut orang pertama yang melihat jasad Eril atau Emmeril Kahn Mumtadz di Bendungan Engehalde, Kota Ben, Swiss pada Rabu (08/06/22).
Demikian menurut keterangan ayah Eril, Ridwan Kamil melalui postingan di akun resmi media sosialnya pada Jumat (10/06/22) malam.
Ridwan Kamil menyebutkan saat itu seorang guru perempuan yang bernama Geraldine Beldi tengah berjalan di sekitaran Sungai Aare untuk pergi mengajar.
“Ia langsung menelpon polisi dan akhirnya jenazah Eril bisa ditemukan dan diselamatkan dengan baik,” tulis Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil melalui akun instagramnya.
Kang Emil meminta kepada aparat setempat agar segera mencari Geraldine Beldi dan ingin segera bertemu dengan perempuan yang menemukan jasad Eril tersebut untuk menyampaikan rasa terima kasihnya.
“Mohon carikan ibu guru itu. Itu arahan saya ke tim di Bern. Saya berkewajiban menghaturkan terima kasih sebelum ke tanah air,” sambung Kang Emil.
Setelah beberapa waktu, kang Emil pun dapat bertemu dengan Geraldine Berdi usai mengajar sekira pukul 11 siag waktu setempat.
“Kami warga Kota Bern, tahu semua tentang berita Eril. Dan saya pun punya 2 anak. Jadi saya tiap jalan kaki, selalu melihat ke arah Sungai Aare. Dan ternyata saya yang menemukannya. Turut berdukacita ya Pak,” tulis Ridwan Kamil seraya menyontohkan perbincangannya saat bertemu Geraldine Beldi.
Geraldine Beldi Ditunggu ke Indonesia
Ridwan Kamil meminta Geraldine agar tak segan memberikan kabar kepadanya jika datang ke Indonesia. Hal itu untuk mebalas rasa terima kasih keluarga besar Kang Emil kepada Geraldine Beldi.
“Ibu Geraldine Beldi kalo ingin berlibur ke Indonesia, tolong kabari saya ya. Nanti semuanya saya yang urus sebagai rasa terima kasih kami,” ujar Kang Emil.
Mengingat bahwa Eril datang ke Swiss untuk menuntut ilmu, akhirnya takdir pun menjemputnya dalam cita-cita yang luhur tersebut.
“Eril ke sini niatnya mau belajar, akhirnya takdirnya diselamatkan oleh seorang guru pengajar yang baik hati dan sederhana,” tulis Kang Emil.
**