PenaKu.ID – Harapan akan perdamaian di Jalur Gaza kembali terkoyak. Meskipun gencatan senjata telah diberlakukan sejak 10 Oktober, militer Israel kembali melancarkan serangan udara pada Sabtu (22/11/2025).
Pejabat kesehatan setempat melaporkan serangan tersebut menewaskan sedikitnya 24 orang dan melukai puluhan lainnya, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Eskalasi ini terjadi di tengah upaya diplomatik internasional yang sedang intensif dibahas di Dewan Keamanan PBB.
Korban Sipil Gaza Terus Berjatuhan
Serangan menyasar berbagai titik, termasuk sebuah kendaraan di lingkungan Rimal dan sebuah rumah dekat Rumah Sakit Al-Awda. Direktur Rumah Sakit Shifa, Rami Mhanna, menyatakan keprihatinannya karena banyak korban luka adalah anak-anak.
Warga setempat menggambarkan situasi yang mengerikan, menegaskan bahwa tidak ada tempat yang aman meskipun status gencatan senjata masih “berlaku” di atas kertas.
Alasan Keamanan Israel dalam Penyerangan ke Gaza
Di sisi lain, militer Israel (IDF) mengklaim serangan tersebut adalah respons atas pelanggaran yang dilakukan militan Hamas. Mereka menyebut adanya serangan penembakan terhadap pasukan Israel dan penyusupan menggunakan jalur bantuan kemanusiaan.
Israel menegaskan tindakan tersebut adalah “pelanggaran ekstrem” terhadap kesepakatan damai, yang memicu serangan balasan mematikan di Rafah dan Gaza Utara.**
