PenaKu.ID – Guncangan berkali-kali yang melanda Kepulauan Toshima sejak 21 Juni 2025 memaksa Pemerintah Jepang mengambil langkah darurat.
Pulau Akusekijima, salah satu wilayah terdampak terparah, mulai dievakuasi pada Jumat (4/7/2025) ke Pelabuhan Kagoshima untuk mengantisipasi gempa susulan dan potensi longsor akibat curah hujan tinggi.
Data resmi NHK mencatat lebih dari 1.000 gempa dengan magnitudo 1 hingga 5,5 mengguncang wilayah barat daya Jepang dalam dua pekan terakhir.
Gempa terkuat mencapai magnitudo 5,5 di Pulau Tokara pada 3 Juli, memicu kekhawatiran akan gempa lanjutan hingga magnitudo 6,0.
Proses Evakuasi dan Penanganan Darurat di Pulau Akusekijima
Otoritas Toshima mengerahkan kapal penumpang untuk memindahkan ratusan warga, termasuk lansia dan anak-anak, ke daratan utama.
Di pelabuhan Kagoshima, mereka disambut di posko darurat yang dilengkapi tenda pengungsian, pasokan makanan, serta layanan medis dasar.
Tim SAR dan Badan Penanggulangan Bencana Nasional Jepang (NDRR) terus memantau situasi dan melakukan pemeriksaan infrastruktur lokal.
Antisipasi dan Pemantauan Seismik di Pulau Akusekijima
Perdana Menteri Shigeru Ishiba menegaskan pemerintah memantau aktivitas seismik secara intensif dan siap mengambil tindakan cepat jika ancaman meningkat.
Selain evakuasi, langkah preventif lain termasuk penguatan sistem peringatan dini gempa dan pelatihan evakuasi bagi warga kepulauan.
Kolaborasi dengan lembaga meteorologi juga penting untuk mengantisipasi risiko tanah longsor akibat hujan lebat.
Dengan upaya terpadu antara pemerintah pusat, otoritas lokal, dan komunitas ilmiah, Jepang berharap dapat meminimalkan kerugian dan melindungi keselamatan warga di wilayah rawan gempa.**