PenaKu.ID – Publik dibuat terhenyak ketika selebgram Dilan Janiyar kembali membongkar sisi gelap rumah tangganya bersama suami, Safnoviar Tiasdi alias Safno.
Selain perselingkuhan dan kebiasaan buruk lainnya, Dilan Janiyar mengungkapkan bahwa ia kerap menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) oleh Sosok yang disangka akan memberikan perlindungan.
Unggahan ini kembali di-post ulang oleh akun @playitsafebabynews pada Kamis, 5 Juni 2025, dan memicu empati dan kemarahan netizen.
Dilan menuturkan bahwa sebelum ia sadar Safno berselingkuh, KDRT sudah menjadi rutinitas. “Sebelum aku mengetahui dia (Safno) selingkuh, dia selalu mukul aku setiap kali aku marah,” ungkapnya sembari menunjukkan bekas memar di tangan.
Bahkan, menurut Dilan, penganiayaan tidak hanya terjadi di tangan, melainkan juga di bagian bokong dan pinggang. Ia merasakan sakit luar biasa ketika duduk atau bersandar akibat luka-luka tersebut.
Kronologis Kejadian Kekerasan dalam Rumah Tangga Dilan Janiyar
Dilan membeberkan kronologis kejadian kekerasan yang dialaminya. “Aku didorong, kemudian disepak (ditendang) sama dia,” kata Dilan dengan nada getir.
Semua luka memar itu sempat ia foto sendiri, namun disembunyikan karena rasa malu pada keluarga. “Luka-luka ini aku foto sendiri, karena aku malu sama keluarga makanya semua foto ini aku umpetin,” tambahnya.
Bahkan, kondisi mata yang lebam akibat hantaman pun sempat ia sembunyikan, karena awalnya masih berpikir bahwa masalah rumah tangga akan membaik.
Namun, kesabarannya memudar ketika akhirnya semua tindakan kekerasan itu terulang tanpa ada niat baik dari sang suami. “Sebagai suami bukannya ditenangin istrinya, tetapi saat aku marah dia semakin lebih marah,” kata Dilan.
Rasa trauma pun semakin mendalam ketika ia menyadari istrinya bukanlah tempat berlindung bagi seorang perempuan yang seharusnya merasa aman di rumah. Ungkapan Dilan ini lantas membuat netizen geram dan mengecam tindakan Safno.
Harapan dan Dukungan Netizen untuk Dilan Janiyar
Dengan pengakuan terbuka Dilan, muncul gelombang dukungan dari publik, khususnya kalangan perempuan yang pernah mengalami kekerasan serupa.
Banyak pihak menyarankan agar Dilan melaporkan tindakan kekerasan tersebut kepada aparat berwenang demi perlindungan hukum yang lebih kuat.
Selain itu, organisasi pendamping korban KDRT juga menawarkan bantuan psikologis agar Dilan bisa pulih secara emosional.**
