PenaKu.ID – Kehilangan satu atau beberapa gigi dapat memengaruhi fungsi mengunyah, bicara, dan kepercayaan diri.
Dental bridge atau jembatan gigi permanen hadir sebagai solusi estetis dan fungsional untuk “menjembatani” celah kosong tersebut.
Berbeda dengan gigi tiruan lepasan, dental bridge dipasang secara permanen oleh dokter gigi, memastikan kestabilan dan kenyamanan optimal.
Dental bridge terdiri dari tiga komponen utama: gigi penyangga (abutment), gigi palsu (pontic), dan konektor yang menyatukan keduanya.
Bahan yang umum digunakan meliputi porselen, logam (alloy), atau kombinasi porselen fused-to-metal (PFM).
Pemilihan bahan dipengaruhi oleh posisi gigi, fungsi kunyah, dan preferensi estetika pasien.
Jenis Dental Bridge dan Kelebihannya
Traditional Fixed Bridge
Menggunakan mahkota gigi asli di kedua sisi celah sebagai penyangga. Tahan lama dan cocok untuk gigi belakang.
Cantilever Bridge
Hanya menggunakan satu gigi penyangga di satu sisi, ideal jika ruang terbatas di sisi lain.
Prosedur Pemasangan dan Tahapan Perawatan Dental Bridge
Tahap Persiapan dan Pencetakan
Dokter akan membentuk ulang gigi penyangga, lalu mengambil cetakan gigi untuk lab membuat bridge custom-fit.
Pemasangan Permanent Bridge
Setelah bridge jadi (biasanya 1–2 minggu), dokter memeriksa kecocokan dan mengikat dengan semen gigi khusus.
Perawatan dental bridge penting untuk memperpanjang umur pakainya:
Sikat gigi minimal dua kali sehari, gunakan benang gigi atau sikat interdental di bawah pontic.
Rutin kontrol ke dokter setiap 6 bulan untuk pembersihan profesional dan pemeriksaan integritas bridge.
Dengan perawatan tepat, dental bridge dapat bertahan 5–15 tahun atau lebih.
Solusi ini tidak hanya mengembalikan fungsi kunyah, tetapi juga menahan posisi gigi di sekitarnya agar tidak bergeser, sekaligus memperbaiki estetika senyum Anda.**