PenaKu.ID – Lato-lato atau nok-nok kian digemari oleh masyarakat Indonesia akhir-akhir ini, bahkan bagi kalangan anak-anak. Pun dengan orang dewasa dan orang tua.
Seperti halnya di Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat yang tegah menggemari permainan nok-nok tersebut.
Pantauan PenaKu.ID di Landasan Suparlan Pusdikpassus pada Minggu (22/12/23 nampak ratusan anak-anak di bawah terik matahari mengikuti lomba lato-lato yang digelar oleh Wadan Denma Pusdikpassus Batujajar.
Wadan Denma Pusdikpassus melalui Letkol II Infantri Diding Wijatmiko menyebutkan perlombaan nok-nok tersebut memiliki dua makna.
“Untuk dalam perlombaan pada hari ini yang pertama kita mencari nilai juang bagaimana dengan seperti apa nama tempat ini Landasan Suparlan ini daya juangnya emang tinggi. Pertama itu yang kita selenggarkan hari ini karena lato-lato ini. Kita cari daya juang mereka, daya juang yang kita nilai itu yang pertama” ujar Diding.
Kemudian yang kedua, lanjut dia, memberikan ruang khusus bagi anak-anak yang lebih baik daripada anak-anak hanya mendengar dari youtube dan mendengar katanya-katanya.
“Kami di sini memberikan runag dan tempat lah daripada mereka bermain keliaran atau membuat even-even hari minggu yang tidak berguna jadi hari ini kita selenggarakan hari jadi berguna,” kata Diding.
“Untuk even lato-lato di Pusdikpassus ini di landasan ini perdana yang pertama kali,” imbuhnya.
Kategori Lomba Lato-lato
Dalam lomba lato-lato kali ini, panitia memberikan kesempatan khusus berlomba hanya bagi kategori anak-anak. Dari mulai 4 tahun hingga 10 tahun.
“Nanti ada tahapan umumnya. Karena ini hanya tahapan awal dulu. hanya jangan dinilai daripada nominal hadiah tapi yang saya sampaikan tadi nilai juangnya. Mungkin para orang tua pun mampun memberikan nilai uang sebesar itu. Tetapi daya mental mereka itu yang pertama kita cari,” terang dia.
Dari kurang lebih 100 anak yang mengikuti lomba lato-lato di Pusdikpassus tersebut, hanya ada 10 orang anak yang mendapatkan hadiah berupa uang tunai, dan hanya ada lima orang yang mampu memainkannya dalam durasi kurang lebih dua jam dengan nilai hadiah yang berbeda.
“Untuk masalah keamanan dalam perlombaan kita sudah sampaikan saratnya harus menggunakan helm. Itu salah satunya degan harapan jika putus lato-latonya tidak mengenai peserta lain maupun dirinya sendiri. Kondusif tidak terjadi komplen karena kita sudah rencanakan betul dari kemaren bagaimana sudah kita antisipasai sudah ada,” tandasnya.
***