PenaKu.ID – Warga Desa Wai Gai Kecamatan Sulabesi Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul) merasa kecewa terhadap pernyataan pasangan calon (paslon) Bupati Fifian Adiningsih Mus yang menilai warga Wai Gai “mata duitan”.
Pernyataan yang disebut-sebut terlontar dari mulut adik kandung Ahmad Hidayat Mus itu, bermula saat paslon bupati/wakil bupati dengan tagline FAM-SAH menggelat kampanye di di Desa Wai Gai Kecamatan Sulabesi Selatan Kepsul.
Dalam kampanye tersebut, calon bupati, Fifian Adiningaih Mus, sempat menyentil proses Pilkada 5 tahun lalu.
Dalam pernyataannya, Fifian disebut menyampaikan, kalimat, “Itu salahnya kalian sendiri, kalian orang Wai Gai ini cuma mata uang saja, orang kasih uang dan kemudian kalian tidak pilih,” kata Fifian sebagaimana dituturkan salah satu warga berinisial AL yang turut menghadiri kampanye tersebut.
AL yang ditemui sejumlah wartawan di Desa Fogi Kecamatan Sanana, menyampaikan, awalnya warga Desa Wai Gai diminta oleh Koordinator Srikandi untuk menyampaikan aspirasi warga kepada calon bupati Fifian Adingsih Mus terkait pendidikan, jalan dan jembatan serta persoalan lain yang dihadapi masyarakat.
Usai menyamoaikan berbagai problem dengan harapan calon bupati perempuan itu menanggapi dengan berbagai program dan visi misi, namun justru Fifian menyentil proses pilkada Sula 5 tahun lalu, yang kemudian membuat warga kecewa.
Berdasarkan penuturan AL, Ningsih justru menghina warga sembari sambil menceritakan kembali pilkada 5 tahun lalu.
“Itu salahnya kalian sendiri, kalian orang Wai Gai ini cuma mata-mata uang saja, orang kasih uang dan kemudian kalian tidak pilih,” kata AL mengulang pernyataan Ningsih.
AL mengaku, sempat merekam pernyataan-pernyataan Ningsih saat berorasi, namun kemudian AL memgaku diancam untuk menghapus rekaman tersebut.
“Saya sempat rekam, tapi Ningsih liat dan dia bilang japus rekamannya, kalau tidak hp kamu akan saya lempar kasih rusak,” aku AL mengutip ancaman Ningsih.
Nur’in Lek, salah seorang warga lainnya turut membenarkan pernyataan Ningsih yang dinilai merrndahkan martabat warga Wai Gai, sebagaimana diceritakan AL.
Kata Nur’in, saat AL menyampaikan aspirasi dan kebutuhan warga Wai Gai, Ningsih justru mengejek bahkan menyalahkan warga Wai Gai yang dianggap menghianati AHM pada Pilkada 5 tahun silam.
“Saat saudara AL bilang masyarakat Wai Gai punya kebutuhan, Ningsih malah menanggapi lain, dia ejek kami Dia bilang. Rasa sudah, tobat sudah, itu karena kalian mata uang,” ucap Nur’in mengutip pernyataan Ningsih.
Nur’in menamnahkan, seluruh warga yang hadir, merasa kecewa, terlebih merasa malu dan terhina atas pernyataan Ningsih saat berkampanye di Wai Gai.
(Gibran)