PenaKu.ID – Dalam wawancara program This Week di ABC pada Minggu (22/6/2025), Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance mengungkapkan bahwa sebagian besar cadangan uranium yang diperkaya milik Iran masih utuh.
Meski fasilitasnya menjadi target serangan udara AS, namun tak habis total.
Pernyataan ini mengejutkan publik karena menandai ketidakpastian AS mengenai lokasi penyimpanan bahan bakar nuklir Iran.
Status Persediaan Cadangan Uranium Iran
Vance menegaskan bahwa meski fasilitas pengayaan di Fordow dan Natanz mengalami kerusakan signifikan, uranium tingkat 60 persen—sekitar 400 kilogram—diduga telah dipindahkan ke lokasi rahasia sebelum serangan pada 22 Juni.
“Dalam beberapa minggu mendatang, kami akan melihat apa yang dapat kami lakukan dengan bahan bakar nuklir itu,” ujarnya, menekankan bahwa tujuan serangan adalah menghentikan kemampuan Iran memperkaya hingga tingkat senjata (90 persen).
Implikasi Strategis Serangan Udara pada Cadangan Uranium Iran
Menurut dua pejabat Israel, tidak semua peralatan berhasil dipindahkan, termasuk sentrifugal besar, sehingga AS dan sekutunya mungkin masih dapat memanfaatkan kerusakan fasilitas Fordow untuk menghambat program nuklir Iran.
Direktur IAEA Rafael Mariano Grossi menambahkan bahwa inspektur terakhir kali melihat uranium itu sekitar seminggu sebelum serangan Israel pada 13 Juni, dan Iran tidak menutup-nutupi penyimpanan bahan bakar nuklirnya.
Pernyataan Vance sekaligus mengungkap dilema AS: bagaimana menegosiasikan nasib uranium yang tersisa dan menekan Teheran tanpa memicu perang terbuka.
Proses diplomasi berikutnya diperkirakan melibatkan sanksi tambahan dan negosiasi di meja PBB, mengingat Iran konsisten membantah niatnya membuat senjata nuklir.**