PenaKu.ID – Rumah Sakti Umum (RSU) Hermina Sukabumi, yang berlokasi di Jalan Raya Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berhasil membantu proses persalinan bayi kembar tiga (Triplet).
Diketahui kelahiran bayi Triplet atau bayi kembar tiga ini merupakan fenomena kejadian yang sangat langka dengan kemungkinan terjadi 1 banding 10 ribu kehamilan serta memiliki resiko kematian yang tinggi.
Wakil Direktur (Wadir) Medis RSU Hermina Sukabumi, dr. Andreansyah Nugraha menyampaikan ucapan rasa syukur serta bangga telah membantu proses persalinan bayi kembar tiga itu.
“Alhamdulillah rumah sakit umum Hermina Sukabumi telah berhasil menolong persalinan bayi kembar tiga, dan alhamdulillah ibu dan ketiga anaknya selamat,” kata dr Andreansyah kepada PemaKu.ID, Kamis (19/06/2025).
Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa seusai membantu proses persalinan itu, pihak Rumah Sakit Hermina mengaku secara intensif melakukan pemantauan terhadap ibu dan ketiga anaknya itu.
“Ya, ketiga bayi ini setelah lahir semuanya dilakukan perawatan selama sepuluh hari seperti biasa karena kalau bayi kembar itu kelahirannya pasti kurang bulan dalam hal ini 35 minggu namun itu secara klinis sangat wajar karena kapasitas dari perut ibu itu ada batasnya,” ungkapnya.
Bayi Kembar 3 Fenomena Langka
Menanggapi kelahiran bayi kembar tiga itu, sambung dia, menurutnya fenomena ini sangat jarang terjadi bahkan hampir satu banding 10 ribu kehamilan serta memiliki resiko medis yang sangat tinggi.
“Di sisi lain memang bayi kembar tiga atau triplet ini terjadi antara satu banding 10.000 kehamilan, jadi ini sangat spesial dan kebanggan bagi kami bisa membantu persalinan bayi kembar tiga dengan selamat,” bebernya.
“Proses persalinan bayi kembar ini apalagi kembar tiga pasti memiliki resiko yang cukup besar, tapi alhmdulillah dapat kita tangani dengan baik,” imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah, pasangan suami istri Sofa (38) dan Ismail (36) yang merupakan warga Kampung Cikadu, Rt 02/09, Desa/Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, menceritakan kisah spesial yang dialaminya itu.
“Ya awalnya keluarga pertama kali mengetahui kehamilan kembarnya itu ketika melakukan kontrol pertama di minggu ke tujuh kehamilannya. Saat itu dokter menyebut bahwa Sofa mengandung dua bayi kembar,” ucap Sofa saat dikonfirmasi melalui perpesanan WhatsApp.
Bayi Kembar Lahir Selamat
Dia juga menjelaskan memang pas awal kita tahu itu di usia janin tujuh minggu, kita tahunya itu cuman kembar dua karena kantung kehamilannya dua, jadi kita pikir cuman dua aja,” bebernya.
“Nah dari situ dokter nyuruh untuk kontrol secara rutin setiap dua minggu sekali karena ini kan kembar, terus pas dua minggu kemudian kita ke rumah sakit lagi dan ternyata diketahui janinnya jadi tiga, jadi dalam satu kantung itu ada yang dua janin,” sambungnya sambil terharu.
Mengetahui hal itu, Sofa dan suami sontak kaget bercampur rasa syukur atas kehamilannya itu.
“Reaksi pertama kami mengetahui kembar tiga itu ya otomatis kaget ya sampai suami saya juga nggak bisa duduk saking kagetnya karena asalnya dua kan jadi tiga. Setelah itu mah kita ngikutin arahan dokter aja apa yang dokter sarankan ya diikutin,” ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, Sofa menyebut anaknya dilahirkan secara Soctio Caesarea (SC) mengikuti arahan tim dokter dari RSU Hermina Sukabumi di usia kehamilan yang ke 35 minggu. Ketiga bayinya itu lahir dengan selamat pada 20 Mei 2025 tepatnya sekira pukul 14:37 WIB.
“Yang sekarang (kembar tiga) itu kehamilan ke lima saya jadi total saya punya tujuh anak, sebelumnya empat dan sekarang lahir kembar tiga, laki-laki semua,” ujarnya.
Atas kelahiran tiga bayi kembarnya itu, Sofa turut mengucapkan saya syukur yang mendalam serta berterima kasih kepada RSU Hermina Sukabumi yang telah membantu persalinannya dengan baik.
“Alhamdulillah ya selama kehamilan saya merasa sangat ditemenin, sangat dibimbing dengan baik dan tim medis juga semuanya profesional, pokoknya saya sangat berterima kasih dengan kinerja Tim Medis Rumah Sakit Hermina,” ucapnya.
“Saya juga ngerasa selama ngejalanin kehamilan anak kembar tiga ini menjadi terasa tidak berat karena ada dukungan dari suami dan ibu saya, jadi kalau tidak ada dukungan dari keluarga mungkin saya juga nggak tau ya kesiapan mental saya seperti apa,” pungkasnya. **