PenaKu.ID – Militer Israel mengumumkan persiapan untuk memindahkan warga sipil Palestina dari zona pertempuran aktif ke wilayah selatan Gaza.
Langkah ini diambil seiring dengan rencana Israel untuk melancarkan serangan militer skala besar di beberapa area terpadat di kawasan tersebut.
Rencana evakuasi ini menimbulkan kekhawatiran mendalam mengenai krisis kemanusiaan yang terus memburuk di tengah konflik yang berkepanjangan.
Pihak militer Israel, melalui badan kemanusiaan Cogat, menyatakan bahwa pengiriman pasokan tenda untuk para pengungsi akan dimulai pada hari Minggu. Namun, hingga kini belum ada pernyataan resmi mengenai jadwal pasti kapan pemindahan massal tersebut akan dieksekusi.
Situasi ini menciptakan ketidakpastian bagi ratusan ribu warga sipil yang terjebak di antara garis pertempuran dan blokade bantuan.
Tujuan Militer dan Dampak Kemanusiaan di Konflik Gaza
Menteri Pertahanan Israel, melalui pernyataan di media sosial, menegaskan bahwa militer sedang dalam tahap finalisasi rencana untuk melumpuhkan kekuatan Hamas di Gaza.
Tujuan militer ini menjadi latar belakang dari rencana evakuasi warga sipil. Namun, di sisi lain, konflik yang berlangsung sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 61.000 warga Palestina tewas, menciptakan luka mendalam bagi populasi setempat.
Blokade Bantuan di Tengah Krisis Konflik Gaza
Rencana evakuasi ini terjadi di tengah kondisi yang sangat memprihatinkan. Israel terus memblokir sebagian besar bantuan kemanusiaan internasional yang sangat dibutuhkan oleh warga sipil di Gaza.
Kelaparan dan kekurangan pasokan medis menjadi ancaman nyata yang membayangi jutaan orang.
Komunitas internasional terus menyerukan akses tanpa hambatan bagi bantuan kemanusiaan untuk mencegah bencana yang lebih besar di tengah rencana operasi militer baru ini.**