PenaKu.ID – Seiring berkembangnya zaman dan pesatnya kemajuan teknologi, manusia dihadapkan pada kecepatan informasi dan tuntutan hidup yang tak henti. Dalam hiruk pikuk ini, risiko terjadinya krisis spiritual menjadi sangat nyata.
Krisis ini muncul ketika koneksi batin dan nilai-nilai fundamental tergerus oleh fokus yang berlebihan pada dunia luar, seperti kesuksesan finansial dan pengakuan sosial.
Jeda dari Kebisingan Digital Agar Terhindar Krisis Spiritual
Untuk menjaga keseimbangan batin, kita perlu secara sadar menciptakan jeda dari kebisingan digital. Terlalu banyak terpapar informasi dan perbandingan sosial dapat menyebabkan kecemasan dan perasaan tidak cukup.
Dengan meluangkan waktu untuk diam, meditasi, atau refleksi, kita dapat mengkalibrasi ulang diri dan menegaskan kembali prioritas spiritual yang hilang dalam keramaian.
Mempertahankan Nilai Inti Agar Diri Tidak Krisis Spiritual
Krisis spiritual dapat diatasi dengan mempertahankan dan mempraktikkan nilai-nilai inti yang kita yakini. Ini termasuk empati, integritas, dan rasa syukur.
Nilai-nilai ini bertindak sebagai kompas moral yang mencegah kita tersesat dalam materialisme atau nihilisme modern. Menguatkan pilar spiritual adalah benteng pertahanan terbaik terhadap tekanan gaya hidup kontemporer.**
