PenaKu.ID – Jasad M Fauzan Maulana Ulum (16) salah seorang Santri Pondok Riyadhul Muttawakilin Al Musri, Cibogo, Desa Mekargalih, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang hanyut di Sungai Ciranjang akhirnya berhasil ditemukan tim SAR gabungan pada Sabtu (16/3/24) pagi.
Tim SAR gabungan menemukan jasad M Fauzan Maulana Ulum mengambang di Muara Sungai Ciranjang dan Sungai Cisokan tepatnya di Kampung Kasih Ciranjang.
Kepala Unit Siaga SAR Cianjur Andika (50) menerangkan, ditemukannya jasad korban hanyut tersebut, mulanya ditemukan oleh para pemancing ikan warga setempat, kemudian ditarik ke pinggir sungai dan setelah itu warga setempat langsung melaporkan penemuan jasad kepada Polsek Ciranjang dan kebetulan Kapolsek beserta tim SAR baru selesai melaksanakan apel untuk melaksanakan pencarian jasad korban hanyut.
Setelah tim SAR gabungan dibagi tugas menjadi beberapa kelompok dan langsung berangkat ke tempat tujuannya masing-masing, belum juga tim SAR sampai lokasi yang dituju, datang berita adanya warga pemancing menemukan Jasad M Fauzan Maulana Ulum.
Jasad M Fauzan Maulana Ulum Langsung Dievakuasi
Tak lama kemudian, jasad M Fauzan Maulana Ulum langsung dievakuasi ke darat dan dibawa ke puskesmas terdekat, karena pihak keluarga sadar bahwa meninggal dunianya korban sudah merupakan takdir Illahi.
“Keluarga menolak untuk diautopsi dan memohon untuk diantarkan ke Ponpes Riyadhul Muttawakilin Al Musri Cibogo untuk sementara diurus dan disalati di masjid yang ada di lingkungan pondok pesantren,” ujar Andika
Sementara itu, Kepala Desa Mekargalih Taryat Dibrata mengaku ikut merasa prihatin dan berdukacita atas kejadian tersebut.
“Semoga almarhum korban hanyut mendapat tempat yang lapang di alam sana dan pihak keluarga semoga diberi keikhlasan, tabah dan tawakal,” kata Kades.
Selain itu, Taryat Dibrata mengimbau kepada seluruh warganya utama kepada para santri agar tidak berenang di saat musim penghujan seperti sekarang ini.
“Jangan terlalu sering mandi atau melakukan aktivitas apa pun di sekitar Sungai Ciranjang dan saluran irigasi karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan semua pihak,” tegas Kades.
***