Tutup
PenaRagam

Mengupas Sedikit Kisah Gunung Tangkuban Perahu

×

Mengupas Sedikit Kisah Gunung Tangkuban Perahu

Sebarkan artikel ini
Mengupas Sedikit Kisah Gunung Tangkuban Perahu
Mengupas Sedikit Kisah Gunung Tangkuban Perahu (foto istimewa)

PenaKu.IDTangkuban Perahu adalah gunung berapi terkenal dengan jenis gunung stravolcano yang terletak di Jawa Barat, Indonesia, sekitar 30 kilometer sebelah utara kota Bandung. Namanya diterjemahkan menjadi “perahu terbalik” dalam bahasa Sunda, mengacu pada bentuk khas gunung tersebut yang menyerupai perahu terbalik.

Tempat ini berlokasi di Desa Cikahuripan, Lembang, Kabupaten Bandung Barat yang beririsan langsung dengan wilayah Kabupaten Subang yaitu dengan Desa Cicadas, Kec. Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Namanya diterjemahkan menjadi “perahu terbalik” dalam bahasa Sunda, dan merupakan salah satu tempat wisata paling populer di wilayah tersebut. Gunung berapi ini memiliki bentuk yang unik, dengan kawah yang lebar dan dangkal menyerupai perahu yang terbalik, sesuai dengan namanya.

Sejarah Tangkuban Perahu sangat erat kaitannya dengan sejarah geologi dan budaya daerah tersebut. Gunung berapi ini merupakan bagian dari Busur Sunda, sabuk vulkanik yang membentang di bagian barat Jawa dan Sumatera.

Tangkuban Perahu terbentuk melalui serangkaian letusan selama ribuan tahun. Termasuk dalam Cekungan Bandung, kawasan yang terkenal dengan aktivitas vulkaniknya.

Busur Sunda merupakan hasil subduksi Lempeng Hindia ke bawah Lempeng Eurasia, yang menyebabkan terbentuknya banyak gunung berapi di kawasan tersebut.

Tangkuban Perahu memiliki sejarah letusan, dengan catatan letusan terjadi pada awal abad ke-19.

Salah satu letusan yang paling menonjol terjadi pada tahun 1826. Letusan ini memberikan dampak yang signifikan terhadap wilayah sekitarnya sehingga menyebabkan terciptanya kawah yang besar dan dalam.

Letusan berikutnya terjadi pada abad ke-20, dan letusan terakhir terjadi pada tahun 2013. Letusan ini relatif kecil dan tidak menimbulkan kerusakan luas. Namun, ada juga yang menyebutkan bahwa letusan terkahir terjadi pada tahun 2015 (Wikipedia).

Gunung Tangkuban Perahu memiliki ketinggian 2.084 meter, dengan ketinggian relatif 707 meter.

Gunung berapi ini memiliki makna budaya bagi masyarakat Sunda setempat, yang memiliki berbagai legenda dan mitos yang terkait dengannya.

Menurut salah satu legenda, Tangkuban Perahu terbentuk dari sisa-sisa perahu raksasa yang digunakan oleh Ki Santang, seorang pahlawan legendaris. Mitos dan cerita ini berkontribusi terhadap pentingnya budaya gunung berapi di wilayah tersebut.

Adapun mitos lain yang beredar di masyarakat Sunda yaitu, Tangkuban Perahu diciptakan oleh Sangkuriang, seorang pemuda yang jatuh cinta pada ibunya sendiri, Dayang Sumbi. Ketika dia menyadari kebenarannya, dia menetapkan kondisi yang hampir mustahil baginya untuk membangun perahu dan danau sebelum fajar.

Dalam keputusasaan, Sangkuriang mencari bantuan makhluk gaib, yang mengungkapkan identitas aslinya. Karena marah, Sangkuriang menendang perahu tersebut, yang kemudian menjadi Tangkuban Perahu.

Tangkuban Perahu Pikat Wisatawan

Saat ini, Tangkuban Perahu menjadi tujuan populer bagi wisatawan dan pendaki. Pengunjung dapat mengakses area kawah dan berjalan di sepanjang jalur yang terpelihara dengan baik untuk mengamati pemandangan menakjubkan dan aktivitas panas bumi di dalam kawah, termasuk sumber air panas dan kolam lumpur yang menggelegak.

Tempat ini menawarkan kesempatan unik untuk menyaksikan kekuatan alam dari dekat dan menikmati keindahan alam daerah tersebut.

Singkatnya, Tangkuban Perahu adalah gunung berapi yang penting secara historis dan budaya di Jawa Barat, Indonesia, yang terkenal dengan kawah berbentuk perahunya yang khas. Sejarahnya mencakup serangkaian letusan, dengan gunung berapi yang relatif tenang dalam beberapa tahun terakhir, menjadikannya tujuan populer bagi wisatawan lokal dan internasional.

Tangkuban Perahu dan sekitarnya telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi untuk melindungi keindahan alam dan signifikansi geologisnya. Upaya dilakukan untuk menyeimbangkan pariwisata dengan pelestarian.

Hingga pembaruan pengetahuan terakhir redaksi pada Januari 2022, Tangkuban Perahu belum menunjukkan tanda-tanda akan segera terjadi letusan. Namun, penting untuk diingat bahwa aktivitas gunung berapi dapat berubah, dan disarankan untuk menghubungi otoritas atau sumber setempat untuk mendapatkan informasi terkini.

***