Tutup
PenaPemerintahan

Satgas Cimanuk Akan Mempercepat Pemulihan DAS Cimanuk

×

Satgas Cimanuk Akan Mempercepat Pemulihan DAS Cimanuk

Sebarkan artikel ini
Jawa Barat Bentuk Satgas Cimanuk
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (kanan) saat menghadiri Peringatan Hari Menanam Pohon Tahun 2022 di Bendung Copong BBWS Desa Sukasenang Kec. Banyuresmi Kab. Garut

PenaKu.ID – Jawa Barat mendeklarasikan pembentukan Satgas Cimanuk untuk mempercepat pemulihan kerusakan di sub DAS Cimanuk hulu.

Deklarasi pembentukan Satgas Cimanuk dilakukan bertepatan dengan peringatan ke – 14 Hari Menanam Pohon Indonesia yang di Jabar kegiatannya dipusatkan di Bendung Copong BBWS Cimanuk Cisanggarung Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Senin (28/11/2022).

Pembentukan Satgas Cimanuk telah tertuang dalam Keputusan Gubernur Nomor 660/Kep.741-Dlh/2022 tentang Satuan Tugas Percepatan Pemulihan Kerusakan Lingkungan Hidup di Sub DAS Cimanuk Hulu.

Satgas Cimanuk yang akan dilantik nanti merupakan amanat Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 103 tahun 2022 tentang Pemulihan Kerusakan Lingkungan Hidup di Sub DAS Cimanuk Hulu.

Satgas Cimanuk nantinya akan mengadopsi cara kerja Satgas Citarum yang telah berhasil memperbaiki kualitas air Sungai Citarum selama beberapa tahun terakhir.

Pendekatan yang dilakukan mempertimbangkan aspek kebijakan, kelembagaan, keuangan dan capaian program, serta pelaksanaan kegiatan secara nyata.

Program percepatan yang akan dilakukan Satgas Cimanuk di antaranya penanganan lahan kritis, penanganan limbah peternakan, penegakan hukum, edukasi dan pemberdayaan masyarakat, riset dan pengembangan, serta pengelolaan data.

Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum memimpin penanaman 20.000 pohon di lahan kritis di Garut. Menurut Wagub, Hari Menanam Pohon Indonesia merupakan momentum strategis dalam upaya mengantisipasi perubahan iklim global, degradasi lahan dan deforestasi hutan, serta kerusakan lingkungan yang mengakibatkan penurunan produktivitas alam dan kelestarian lingkungan.

“Hari Menanam Pohon diperingati untuk menambah kesadaran masyarakat (akan pentingnya pohon bagi kehidupan manusia). Menanam pohon jangan hanya dilakukan hari ini (tapi setiap hari dan di semua daerah),” ujar Uu Ruzhanul Ulum.

Pohon tidak dipungkiri dapat menjaga suhu udara agar tidak terlalu panas, menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen, mengurangi polusi udara, dan juga untuk memanfaatkan tanah dengan adanya pepohonan.

“Hari Menanam Pohon diharapkan memiliki efek domino yang baik dan bermanfaat, sehingga Jawa Barat tetap lestari, udaranya segar, dan nyaman,” kata Uu.

Wagub mengapresiasi semua pihak yang telah konsisten menjaga alam Jabar. Mulai dari perangkat daerah di provinsi, pemda kabupaten/kota, TNI/Polri, komunitas, hingga pemerhati lingkungan hidup.

Satgas Cimanuk Jaga Lahan Krirtis

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat Prima Mayaningtyas menjelaskan, Jabar memiliki 907.979,09 hektare lahan kritis, sekitar 78 persennya ada di luar kawasan hutan.

“Sekitar 78 persen di luar kawasan hutan, inilah yang memerlukan perhatian dari seluruh masyarakat. Kalau di dalam hutan insyaallah ada Kementerian Lingkungan Hidup bisa ikut menjaga kondisi tersebut. Namun di luar tersebut seluruh masyarakat harus bergerak (mengurangi kerusakan) ke sana,” kata Prima.

Menurut Prima, lahan kritis 78 persen di luar kawasan hutan banyak di kawasan selatan Jabar yaitu Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur, Sukabumi dan Kabupaten Tasikmalaya. Sampai 2021, lahan kritis yang telah direhabilitasi atau ditanami pohon seluas 354.427,62 hektare atau 39 persen.

Adapun 20 ribu pohon yang ditanam dalam rangka Hari Menanam Pohon Indonesia di Garut, berasal dari Dinas Binamarga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat. Kemudian akan dilakukan juga penanaman 30.000 pohon oleh Cabang Dinas Kehutanan VIII di Kabupaten Majalengka.

Maka total pohon yang ditanam dalam Hari Menanam Pohon Indonesia, sebanyak 145.760 pohon atau seluas 364 hektare lahan kritis yang akan ditanam.

“Dilihat dari jumlah pohon memang banyak, tapi kalau saya presentasikan dari luas lahan kritis yang harus ditanami baru 0,05 persen. Jadi masih dibutuhkan upaya-upaya yang cukup keras dari kita semua,” pungkas Prima.

**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *