PenaKu.ID – Pemerintah Kota atau Pemkot Sukabumi mendorong peran secara optimal dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam moderasi beragama untuk mewujudkan kerukunan antarumat beragama di Kota Sukabumi.
Walikota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan Kota Sukabumi merupakan salah satu kota toleran. Tentunya hal ini menjadi suatu semangat untuk terus mewujudkan kondusifitas dalam kerukunan umat beragama.
Kepala Badan Kesbangpol (Kesatuan Bangsa dan Politik) Yudi Yustiawan, unsur Polres Sukabumi Kota, Kementerian Agama dan FKUB.
“Alhamdulilah Kota Sukabumi kondudif dalam sektor keagamaan dan masuk kota toleran peringkat ke sembilan nasional,” ujar Walikota dalam pidato saat menggelar pertemuan bersama Badan Kesbangpol (Kesatuan Bangsa dan Politik), Polres Sukabumi Kota, Kementerian Agama dan FKUB di Hotel Taman Sari Kota Sukabumi Jawa Barat, Selasa (07/12/21).
Fahmi menuturkan Pemkot Sukabumi meraih penghargaan indeks Kota Toleran tahun 2021 dari Setara Institute. Hal ini menunjukkan komitmen pemkot dalam mendukung kerukunan antarumat beragama.
Dia menilai pencapaian tersebut berkat dukungan dari tokoh agama dan masyarakat di Kota Sukabumi.
Sebab, ujar Fahmi, sejatinya tokoh agama yang menenteramkan dan menenangkan serta menjaga umat. Tokoh agama memiliki peran motivator di tengah situasi yang sulit yakni masa pandemi di Kota Sukabumi sejak 1 April 2020 sehingga hampir 2 tahun.
Pemkot Sukabumi Harap Kolaborasi
Di tengah pandemi semua terdampak bukan hanya pendididkan, kesehatan, ekonomi bahkan kegiatan agama terdampak. Di mana pelaksanaan hari besar keagamaan contohnya dibatasi dengan protokol kesehatan dalam rangka mencegah penyebaran COVID-19.
Namun ketika pemuda atau remaja kurang bersentuhan dengan tokoh agama dikhawatirkan terjadinya pergeseran perilaku dan budaya. Oleh karena itu, Fahmi mengajak agar peran tokoh agama dapat terus berperan membangun optimisme kepada jemaah karena akan ada kebaikan setelah kesulitan.
“Tugas peran tokoh agama lainnya yakni berfungsi dinamisator sehingga mari bergerak tanggulangi pandemi secara bersama-sama,” ujarnya.
“Mari berkolaborasi dalam membangun karena ini Sukabumi kita membangun kebersamaan dan jangan ada sekat penghalang,” imbuhnya.
Ketiga peran sebagai stabilisator, ketika ada riak-riak mengadu domba kebencian, Fahmi berharap tokoh agama berfungsi menenangkan karena semua bersaudara dalam hubungan sosial yang kuat.
**