PenaRagam
Trending

Sekolah Lansia di Kota Bandung Ditambah

PenaKu.IDSekolah lansia di Kota Bandung kini seluruhnya menjadi delapan yang tersebar di beberapa kecamatan di Kota Bandung.

Empat sekolah lansia baru itu berada di Kecamatan Lengkong, Bandung Wetan, Sumur Bandung dan Astananyar. Sebelumnya, empat sekolah lansia sudah lebih dulu ada yaitu di Kecamatan Antapani, Sukajadi, Ujungberung dan Cinambo.

Wakil Walikota Bandung, Yana Mulyana yang sekaligus Ketua Komisi Daerah (Komda) Lansia ini menyatakan, kehadiran sekolah lansia merupakan wujud komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) memberikan perhatian kepada para lansia.

“Dengan sekolah lansia ini diharapkan hubungan interaksi sosial terus terjalin. Mudah-mudahan ada potensi-potensi lain yang terus tergali di sesama mereka,” ucap Yana saat pembukaan sekolah lansia di Aula Kantor PMI Kota Bandung, Kamis, 23 September 2021.

Guna menopang keberlangsungan sekolah lansia, dalam kesempatan tersebut Yana sekaligus membuka Training Of TRainers (TOT) bagi para instruktur Sekolah Lansia.

Yana menaruh harapan besar sekolah lansia ini bisa hadir di 30 kecamatan di Kota Bandung. Mengingat, jumlah lansia di Kota Bandung cukup banyak berkisar antara 11-12 persen dari populasi penduduk.

“Usia harapan hidup di Kota Bandung juga cukup tinggi di angka 74,28 tahun. Mudah-mudahan kita bisa membahagiakan dan memberdayakan mereka. Karena kategorinya juga ada yang potensial dan ada juga yang masih harus dibantu,” ujarnya.

Yana mengungkapkan, Sekolah Lansia ini akan diberi kurikulum khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan para lansia. Terutama di masa pandemi COVID-19, setidaknya para lansia memerlukan silaturahmi yang bisa turut mendongkrak imunitas.

“Kurikulumnya, soal kesehatan. Karena di usia itu juga cukup rentan dalam kesehatan. Mungkin bukan hanya untuk dirinya sendiri juga lingkungannya,” katanya.

“Kemudian membuat aktivitas olahraga. Apapun intinya terjadi interaksi sosial lagi di antara mereka,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung, Tono Rusdiantono mengatakan, Sesuai nomenklatur yang baru bahwa urusan lansia mulai tahun ini berada di bawah Dinsos.

Namun, sebelumnya perhatian kepada lansia sudah lebih dulu diberikan karena terdapat lansia yang masuk kategori Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

“Lansia nonpotensial yaitu warga miskin dan tidak mampu ada 41 ribu. Non potensial itu istilahnya sudah tidak bisa apa-apa,” ujarnya.

“Jadi penanganannya kita berikan layanan dasar seperti makan, sandang, papan. Bahkan di Puskesos juga kita banyak mengurus lansia nonpotensial ini,” imbuh Tono.

Sedangkan untuk lansia masih produktif, jelas Tono, ini dikategorikan sebagai lansia potensial. Para lansia tersebut masih memiliki kemampuan baik secara fisik ataupun ekonomi.

Untuk itu, sambung Tono, dengan hadirnya sekolah lansia diharapkan bisa menjadi wadah bagi para lansia potensial ikut berperan dalam meringankan persoalan para lansia nonpotensial.

“Disebutnya lansia potensial, karena dari sosial ekonomi mampu. Kemudian dari kemampuan berpikir juga mampu. Sekolah ini bagaimana caranya bisa mewujudkan salah satu kolaborasi penyelesaian dengan lansia terlantar,” tuturnya.

“Di samping wahana mewujudkan satu pola pikir yang bagus. Terpenting, lansia itu ada teman,” lanjut Tono.

*hms

Related Articles

Back to top button