Tutup
Olahraga

Keputusan Bersejarah Piala FA: Pemain Sepak Bola Berbuka Puasa di Tengah Pertandingan

×

Keputusan Bersejarah Piala FA: Pemain Sepak Bola Berbuka Puasa di Tengah Pertandingan

Sebarkan artikel ini
Keputusan Bersejarah Piala FA: Pemain Sepak Bola Berbuka Puasa di Tengah Pertandingan
Keputusan Bersejarah Piala FA: Pemain Sepak Bola Berbuka Puasa di Tengah Pertandingan/(ilustrasi/@pixabay)

PenaKu.ID – Di tengah semangat bulan suci Ramadan, Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) mengeluarkan keputusan inovatif yang mendapat perhatian publik.

Kebijakan ini memberikan kesempatan kepada pemain muslim untuk berhenti sejenak dan berbuka puasa di tengah pertandingan, tanpa mengganggu jalannya strategi permainan.

Langkah ini diambil guna menghormati keberagaman dan kebutuhan spiritual para pemain yang menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan.

Putaran kelima Piala FA yang berlangsung akhir pekan ini menjadi momen penting penerapan kebijakan tersebut.

Dari total delapan pertandingan, tujuh laga belum bergulir, dan dua di antaranya—Manchester City vs Plymouth Argyle serta Manchester United vs Fulham—bertepatan dengan waktu berbuka puasa.

Dalam pertandingan ini, pemain seperti Omar Marmoush, Abdulkodir Khusanov, Noussair Mazraoui, dan Adama Traore diberikan waktu khusus untuk berbuka, sementara pelatih Plymouth Argyle, Miron Muslic, turut memahami makna dari kebijakan ini.

Keterangan Resmi Piala FA

Menurut pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh FA, jeda berbuka puasa merupakan waktu singkat yang disepakati bersama antara ofisial pertandingan dan tim.

Durasi jeda ini tidak dimaksudkan untuk melakukan diskusi strategi, melainkan murni sebagai kesempatan bagi para pemain muslim untuk mengisi kembali energi dan memenuhi kewajiban ibadahnya.

Kebijakan ini menunjukkan fleksibilitas dan pengertian terhadap kebutuhan keagamaan, sekaligus menjaga integritas kompetisi sepak bola.

Dampak pada Dinamika Pertandingan Piala FA

Adanya jeda berbuka puasa di tengah pertandingan tentunya menimbulkan dinamika tersendiri. Meski jeda tersebut singkat, tim dan pelatih dituntut untuk mampu mengatur momentum permainan agar tidak kehilangan ritme.

Beberapa pengamat sepak bola menyatakan bahwa pendekatan ini bisa menjadi inspirasi bagi kompetisi di negara lain yang memiliki jumlah pemain muslim signifikan.

Selain itu, kebijakan ini juga memperlihatkan bahwa olahraga dan kepercayaan dapat berjalan berdampingan dalam semangat toleransi dan inklusivitas.

Kebijakan berbuka puasa ini diyakini akan memberikan dampak positif, tidak hanya dari segi performa pemain yang mendapatkan waktu untuk mengembalikan energi, tetapi juga sebagai simbol penghormatan terhadap keragaman budaya dan keagamaan.

Penyelenggara Piala FA sendiri telah mengonfirmasi bahwa setelah seluruh pertandingan putaran kelima selesai, undian perempat final akan digelar segera pada hari Minggu waktu setempat. Jadwal perempat final yang berpotensi berlangsung pada bulan Ramadan menandakan bahwa peraturan ini bisa terus diterapkan hingga kompetisi berlanjut.

Ikuti dan Update Berita dari PenaKu.ID di Google News

**