PenaKu.ID – Banyak persoalan pertanian yang dihadapi petani di Kabupaten Bandung Barat (KBB) Jawa Barat telah disampaikan langsung oleh Tb Ardi Januar kepada Wakil Menteri Pertanian RI, Sudaryono.
Tb Ardi Januar, yang juga merupakan calon calon Bupati Bandung Barat dari Partai Gerindra, mengungkapkan berbagai keluhan yang selama ini dirasakan oleh petani di KBB dan belum mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah.
Dalam unggahan akun Instagram @kang.tebs, ia mengatakan, ada sekitar 150 ribu warga Bandung Barat menggantungkan hajat hidupnya di sektor pertanian.
Oleh karena itu, kata Kang Tebe, perlunya perhatian pemerintah pusat dan daerah dalam hal pupuk, bibit hingga infrastruktur dan teknologi untuk petani.
Kang Tebe, sapaan akrab Tb Ardi Januar menyebut, kedaulatan pangan dan kesejahteraan para petani adalah harapan yang harus menjadi kenyataan.
“Siang tadi bersama Wakil Menteri Pertanian (Mentan) mas @sudaru_sudaryono.bersilaturahmi dan menjaring aspirasi para petani di Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat, cuit keterangan kang Tebe dilansir, Senin (29/7/2024).
Dalam kesempatan tersebut, saat di hubungi wartawan, Tb Ardi Januar mengapresiasi kehadiran Wakil Menteri Pertanian dalam acara temu wicara bersama DPD Tani Merdeka Indonesia dan DPD Pedagang Pejuang Indonesia Raya (PAPERA) Jawa Barat di Kecamatan Cihampelas, KBB.
Tantangan Pertanian di Bandung Barat
Kang Tebe, menyampaikan berbagai kebutuhan petani di KBB, mulai dari pembangunan irigasi, jalan usaha tani, teknologi modern, fasilitas penyimpanan hasil panen, kredit untuk petani, kewirausahaan, hingga pengenalan komoditas baru dengan nilai ekonomi tinggi.
Kang Tebe menekankan pentingnya akses ke pemerintah pusat dan kerja sama yang lebih baik antara pemerintah daerah dan pusat untuk meningkatkan kesejahteraan dan keinginan sektor tersebut di KBB.
Menurutnya, sektor pertanian di KBB, yang memberikan kontribusi sebesar 12,73% terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tahun 2023 dengan nilai Rp7,2 triliun, mengalami penurunan pertumbuhan dengan perlambatan sebesar 1,59% pada tahun yang sama.
Dia juga menjelaskan potensi besar sektor tersebut di KBB dengan komoditas unggulan seperti padi, teh, kopi, dan hortikultura.
“Produksi padi di KBB pada tahun 2022 mencapai 2.068 ton dari luas panen 578 hektar, dengan daerah utama penghasil padi di Kecamatan Gununghalu, Cipatat, dan Rongga,” tuturnya.
“Sedangkan teh dan kopi diandalkan dari Kecamatan Lembang dan Parongpong, serta hortikultura, terutama cabai besar, dari Lembang dan Cisarua,” sambung Kang Tebe.
Namun, sebagian besar petani di KBB adalah petani gurem yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar. Dari total 156.815 rumah tangga usaha pertanian, 143.092 di antaranya adalah petani gurem, yang berarti 91,25% dari total petani.
“Tantangan utama yang dihadapi adalah kekeringan, dan semua aspirasi petani ini telah disampaikan langsung ke Wakil Menteri Pertanian,” ujar Kang Tebe menandaskan.
Kang Tebe berharap agar perhatian dari pemerintah pusat dapat membantu mengatasi masalah ini dan mendorong kemajuan sektor pertanian di KBB untuk mencapai kesejahteraan yang lebih baik.
***