PenaKu.ID – Aliansi Komunikasi Seni Bandung Barat meminta Pemkab untuk memberi ruang kerja bagi para pelaku seni. Hal tersebut dinilai bisa membantu meringankan beban bagi pemerintah.
Sejak diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), tak sedikit pelaku seni yang tidak mendapat penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Tak sedikit pula, pelaku seni yang menjual peralatan seninya untuk menghidupi masing-masing keluarganya.
Inisiator Aliansi Komunikasi Seni Bandung Barat, Hermawan mengatakan, selama ini banyak pelaku seni yang terpuruk akibat kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. Dampaknya, hilang pekerjaan serta tidak adanya penghasilan perhari.
“Kondisi ekonomi kami sulit akibat hilangnya pekerjaan dan tidak ada kepastian waktu sampai kapan masa PPKM ini, serta tidak adanya kesanggupan pemerintah untuk menanggung segala kebutuhan rakyat selama masa karantina,” ujar Aliansi Komunikasi Seni Bandung Barat, Jum’at (6/8).
Aliansi Komunikasi Seni Bandung Barat
Oleh sebab itu, Aliansi Komunikasi Seni Bandung Barat hanya meminta solusi produktif dari pemerintah terkait kelonggaran dan kebijakan bagi pelaku seni agar bisa bekerja kembali dalam bidang jasa seni.
“Tujuannya agar bisa tampil bekerja di acara hajatan dengan kesanggupan pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) ketat sebagai wujud dukungan terhadap pemerintah dalam penanggulangan pandemi COVID-19,” katanya.
Menurutnya, para pelaku seni perlu tetap konsisten dalam menjaga potensi ekonomi dari sektor pariwisata dan kebudayaan sebagai penyumbang pendapatan daerah terbesar di KBB.
Tentunya, lanjut dia, melalui pembinaan dan pengembangan perkumpulan/paguyuban seni yang dapat saling bahu membahu berperan aktif mendukung pemerintah dalam pengelolaan database, aktifitas dan kreatifitas seni budaya yang diperlukan pemerintah.
“Tidak diragukan lagi, sangat penting untuk menjaga dan mempertahankan eksistensi para pelaku seni dengan tetap memberikan ruang untuk bekerja dan berkarya,” paparnya.
Hermawan menyebut, ini salah satu solusi produktif untuk menyelamatkan aset dan potensi pariwisata dan kebudayaan di Bandung Barat.
“Solusi produktif menjadi jalan keluar yang tidak bisa ditawar seiring gelombang desakan tuntutan dari para pekerja seni sekaligus jawaban dari permasalahan yang timbul akibat kebijakan masa pandemi,” paparnya.
Hermawan menegaskan, kebijakan yang diterapkan selama ini tidak menguntungkan para pekerja seni. Pasalnya, pemerintah sendiri dirasa tidak sanggup untuk menanggung beban kebutuhan hidup rakyat.
“Solusi yang bersifat konsumtif dalam bentuk Bansos dan sejenisnya tentu akan menambah beban pemerintah dan jelas ini bukan solusi terbaik,” tegasnya.
Ia mengaku, pihaknya memiliki komitmen yang kuat untuk menjalankan protokoler kesehatan dengan ketat selama bekerja.
“Kami akan mendukung efektifitas solusi produktif ini sekaligus akan menjadi momentum yang tepat untuk mulai merubah atau menata kembali orientasi sajian kesenian menjadi lebih baik dari sebelumnya,” ujarnya.
Kemudian, lanjut dia, untuk
sajian kesenian kontemporer yang kurang mendidik akan berubah lebih baik sebagai contoh penampilan yang lebih santun, pembawaan karya yang lebih maksimal dan attitude yang terjaga.
“Perlahan dan pasti nilai-nilai seni akan kembali memiliki tempat yang tinggi serta menjadi budaya yang luhur di tengah masyarakat,” ucapnya.
“Citra positif suatu budaya akan menunjang kemajuan suatu daerah,” tambahnya.
Hermawan menambahkan, hingga hari ini pihaknya telah berusaha untuk meminta bantuan dari DPRD KBB untuk menyampaikan aspirasi dan mendapatkan solusi produktif dari Pemda Bandung Barat.
“Kami hari ini sudah mencoba untuk menemui anggota dewan, khususnya Komisi IV yang membidangi kebudayaan, tapi ternyata tidak ada wakil rakyat yang bisa ditemui,” pungkas Aliansi Komunikasi Seni Bandung Barat itu.
(CDR)