Peristiwa

3 Tahun Belajar di Musala, Siswa SD di Cianjur Kekurangan Ruang Kelas

3 Tahun Belajar di Musala, Siswa SD di Cianjur Kekurangan Ruang Kelas
3 Tahun Belajar di Musala, Siswa SD di Cianjur Kekurangan Ruang Kelas

PenaKu.ID – Siswa kelas 2 dan kelas 3 di SDN Kertajaya, Desa Sukaratu, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terpaksa menjalani kegiatan belajar mengajar (KBM) secara bergantian di musala sekolah. Kondisi ini sudah berlangsung selama tiga tahun akibat kekurangan ruang kelas.

Sekolah yang memiliki sembilan ruang belajar dan dua belas rombongan belajar (rombel) ini tidak mampu menampung seluruh siswa secara bersamaan. Kekurangan dua ruang membuat pihak sekolah harus memanfaatkan mushala sebagai ruang belajar alternatif.

Promo

“Jumlah siswa di SDN Kertajaya sebanyak 261 orang, ditangani oleh 12 guru. Kami hanya memiliki sembilan ruang kelas, padahal ada 12 rombel. Karena kekurangan dua ruang, terpaksa KBM dilakukan di mushala,” ujar Ido Sutarman (43), salah satu guru senior di SDN Kertajaya.

Menurut Ido, siswa kelas 2 dan 3 belajar di musala secara bergiliran setiap pekan. Kondisi ini dinilai tidak ideal dan sudah berjalan selama kurang lebih tiga tahun.

“Kegiatan belajar mengajar dilakukan di musala dengan sistem bergantian. Ini bukan solusi jangka panjang, kami sangat berharap ada pembangunan ruang kelas baru,” tambahnya.

Pemerintah Diminta Melek Atas Kurangnya Ruang Kelas

Pihak sekolah dan masyarakat setempat mendesak pemerintah daerah segera membangun dua ruang belajar tambahan agar seluruh kegiatan belajar dapat dilaksanakan di ruang kelas yang layak.

Sementara itu, pemerhati pembangunan Kabupaten Cianjur, Iwan Yusup, menilai persoalan pendidikan di wilayah tersebut masih minim perhatian pemerintah.

Ia menyebut berbagai permasalahan terus muncul, mulai dari dugaan pungutan liar saat penerimaan siswa baru hingga bangunan sekolah dasar yang rusak parah atau kekurangan ruang belajar.

“Kasus seperti di SDN Kertajaya ini hanya salah satu contoh. Masih banyak sekolah lain yang butuh rehabilitasi dan pembangunan ruang kelas baru. Kami harap Pemerintah Kabupaten Cianjur segera memberi perhatian serius terhadap kondisi pendidikan di daerah,” pungkas Iwan.**

Exit mobile version