PenaKu.ID – Tiga pemerintah desa di antaranya Pemerintah Desa Ramasari, Pemerintah Desa Haurwangi dan Pemerintah Desa Kertasari, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat berkolaborasi melakukan pengerukan saluran irigasi sekunder dengan panjang kurang lebih 1.200 meter dengan lebar 2 meter.
Pengerukan saluran irigasi sekunder tersebut dilakukan untuk memperlancar jalannya arus air dan sekaligus untuk mengantisipasi terjadinya banjir.
Pengerukan tanah dilakukan dengan menggunakan alat berat esvakattor (beko), karena kedangkalan saluran irigasi sudah cukup tinggi sekitar 60 cm dari dasar saluran irigasi.
Kepala Desa Ramasari Iyus Darussalam menerangkan, saluran irigasi sekunder yang dimulai dari Kampung Bobodolan Desa Ramasari sampai dengan Kampung Sipon Desa Haurwangi dan Desa Kertasari itu memiliki ukuran panjang kurang lebih 1.200 meter dan lebar 2-3 meter.
Ia menerangkan saluran irigasi sudah dangkal hingga arus air irigasi kurang lancar dan sulit untuk sampai ke hilir dan sering mengakibatkan banjir. Maka dengan itu, pihkanya langsung melaksanakan kesepakatan dengan pemerintah Desa Haurwangi dan Pemerintah Desa Kertasari untuk mengeruk saluran irigasi yang sudah dangkal tersebut.
Sebelumnya pengerukan tersebut dilakukan dengan cara manual oleh 100 orang warga bergotong-royong, namun warga kesulitan dengan kondisi kedangkalan tanah yang sudah mengeras dan banyaknya sampah plastik yang tertimbun.
Melihat kondisi itu, akhirnya para kepala desa sepakat untuk menurunkan esvakator agar proses pengerukan berjalan lancar. Hingga hari ini pengerukan sudah berlangsug selama 4 hari dengan hasil sudah mencapai 500 meter.
“Kami melakukan pengerjaan mulanya menggunakan tenaga masyarakat sebanyak 100 orang, namun hasilnya kurang memuaskan karena kedangkalan saluran cukup dalam dan banyaknya sampah plastik yang tertimbun, maka dilakukan dengan menggunakan alat berat dan truk besar untuk mengangkut material,” ujar Iyus Darussalam, Selasa (16/1/24).
Iyus melanjutkan saluran irigasi yang sedang dikeruk itu mampu mengairi ratusan hektar sawah yang ada di tiga desa, seperti halnya di Desa Ramasari seluas 160 ha, Desa Kertasari seluas 165 ha dan di Desa Haurwangi kurang lebih 186 ha sawah.
“Kami tidak melihat membebankan tanggung jawab terhadap pengelolaan saluran irigasi, seperti Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat maupun Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Cianjur, tapi kami tanggung jawab terhadap masyarakat desa masing-masing, karena sering kekeringan dan sering kebanjiran,” ucapnya.
Pengerukan Saluran Irigasi Mendapat Apresiasi
Sementara itu, salah seorang pengurus pergerakan Kabupaten Cianjur Iwan Yusup menambahkan, dengan dilaksanakannya pengembangan saluran irigasi sekunder oleh pemerintah Desa Ramasari, Haurwangi dan Pemerintah Desa Kertasari pihaknya mengapresiasi.
“Karena hal itu tindakan yang positif berpihak pada masyarakat, selain untuk mendapatkan ketahanan pangan juga sekaligus untuk mengantisipasi akan terjadinya bencana banjir,” ujarnya.
Ia berharap kepada seluruh pemerintah desa yang ada di Kecamatan Ciranjang dan pemerintah desa yang ada di Kecamatan Bojongpicung khusunya wilayah desa yang kerap terendam banjir harus segera melakukan hal sama. Ia mengimbau jangan selamanya menitik beratkan kepada pihak pengelola DSDA Kabupaten Cianjur maupun DSDA Provinsi Jawa Barat.
“Kami harapkan pemerintah desa dan masyarakat jangan selamanya mengandalkan pihak-pihak terkait. Kita segera lakukan gotong-royong karena sekarang merupakan darurat air yang memiliki sawah di bagian hilir dan seringnya terjadi banjir,” pungkasnya.
***