PenaPemerintahan
Trending

2 Tangki Air Bersih Diterjunkan Tuk Warga Padalarang KBB

Berdasarkan hasil pemetaan wilayah yang berpotensi kekeringan kekeringan air bersih seperti, Kecamatan Cisarua, Padalarang, Ngamprah, Cipatat, Cipendeuy, Cikalongwetan, Gununghalu dan Rongga

PenaKu.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) merespons cepat aduan masyarakat dengan mengirimkan bantuan air bersih kepada warga terdampak kekeringan.

Sebelumnya, warga RT02/RW25, Kampung Sukamulya, Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, KBB, Jawa Barat keluhkan air bersih, dampak kemarau di sepanjang bulan Agustus 2024.

Menanggapi hal itu, Pemerintah Desa Padalarang melalui perangkat desa, Ade Durahman mengatakan, pihaknya langsung melakukan kordinasi dengan Pemkab Bandung Barat usai mendapati laporan warga setempat.

“Hari ini BPBD KBB langsung suplay air bersih bawa 2 truk tangki air, dan ternyata di sini masih cukup aman, tidak terlalu darurat hanya sebagian warga yang memang kesulitan mendapatkan air bersih,” kata Ade saat dikonfirmasi, Sabtu (07/09/2024).

Menurut keterangan Ade, BPBD telah merespons dengan mengirimkan bantuan air ke daerah yang terdampak. Ternyata warga Sukamulya juga masih memiliki akses air yang cukup, sehingga situasi belum dianggap kritis.

Ia menjelaskan, berdasarkan laporan, sekitar 30 kepala keluarga (KK) di RW07, Desa Padalarang sudah mengalami kekurangan air. Namun, secara keseluruhan, wilayah Sukamulya masih tergolong aman meski ada beberapa titik yang mulai merasakan dampaknya.

“Masyarakat di sini (Sukamulya) masih cukup aman, belum terlalu terdesak oleh kekurangan air, 2 truk tangki air bersih sudah turun ternyata warga belum terlalu darurat (urgent), cuman di RT07 memang berdasarkan laporan ada 30 KK yang membutuhkan air bersih,” ujarnya.

Pemerintah desa, bersama BPBD KBB berkomitmen untuk terus menyalurkan air ke titik-titik yang terdampak dan siap merespon laporan warga dengan cepat.

“Kami akan terus berusaha memberikan bantuan sesuai laporan dari warga yang mengalami kekurangan air,” jelasnya.

Dikatakan dia, musim kemarau yang panjang memang menjadi tantangan tahunan di wilayah ini. Namun, warga berharap ke depannya akan ada solusi yang lebih permanen, seperti pembangunan sumber air baru di titik-titik tertentu untuk mengantisipasi kekeringan yang kerap melanda.

“Mudah-mudahan ke depan untuk pembangunan-pembangunan sumur bor yang baru, titik-titik baru, semoga dilaksanakan kegiatan yang mudah-mudahan ke depan,” tandasnya.

Pemkab KBB Siapkan Air Bersih

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat resmi menetapkan status siaga kekeringan yang berlaku mulai 23 Agustus hingga akhir November 2024.

Penetapan status ini dilakukan sebagai respons terhadap kondisi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berdampak pada ketersediaan air di wilayah tersebut.

Langkah ini diambil untuk mengantisipasi dampak kekeringan yang berpotensi mengganggu aktivitas pertanian, pemenuhan kebutuhan air bersih, serta menurunkan kualitas kehidupan masyarakat.

Pemkab Bandung Barat telah mempersiapkan berbagai langkah mitigasi, termasuk distribusi air bersih dan penyuluhan kepada masyarakat untuk menghadapi masa-masa sulit ini.

“Kita sudah tanda tangani status kewaspadaan potensi kekeringan, kita juga dapat bantuan tangki air dari bjb. Karena tahun lalu kita hanya punya satu (tangki air) jadi agak repot Mudah-mudahan bisa giliran,” kata Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Ade Zakir belum lama ini.

Berdasarkan hasil pemetaan wilayah yang berpotensi kekeringan kekeringan air bersih seperti, Kecamatan Cisarua, Padalarang, Ngamprah, Cipatat, Cipendeuy, Cikalongwetan, Gununghalu dan Rongga.

Selain mengantisipasi kekeringan sumber air, pihaknya pun melakukan pemetaan dampak musim kemarau terhadap lahan pertanian maupun perkebunan yang ada di wilayahnya.

Guna memaksimalkan produksi sektor pertanian saat musim kemarau, Pemkab Bandung Barat melalui Dinas Pertanian KBB berupaya dengan melakukan intervensi sistem pompanisasi.

“Potensi kekeringan lahan ada di wilayah selatan dan tengah, sampai hari ini kami berkordinasi dengan Kadis Pertanian masih bisa terkendali. Karena sistemnya pompanisasi ada bantuan dari pemerintah pusat,” ujarnya.

***

Related Articles

Back to top button