PenaKu.ID – Hijrah, dalam konteks modern, diartikan sebagai proses transformasi diri dari keburukan menuju kebaikan, dari kebiasaan yang jauh dari nilai Islam menjadi lebih taat.
Memulai hijrah mungkin terasa penuh semangat, namun tantangan sesungguhnya adalah menjaga keistikamahan atau konsistensi di jalan tersebut. Istikamah atau upaya untuk selalu menjaga sikap baik di jalan Allah SWT secara konsisten adalah pilar yang menopang perjalanan hijrah agar tidak mudah goyah.
Perjalanan hijrah bukanlah sebuah sprint, melainkan maraton. Akan ada saatnya semangat menurun, godaan datang silih berganti, atau lingkungan tidak mendukung. Di sinilah pentingnya memiliki fondasi yang kuat. Istikamah menuntut kesabaran, ilmu, dan lingkungan yang positif untuk terus menjaga api semangat perubahan agar tidak padam di tengah jalan.
Membangun Fondasi Istikamah
Kunci utama istikamah adalah meluruskan niat. Lakukan hijrah semata-mata karena mencari rida Allah, bukan karena tren atau pujian manusia.
Niat yang tulus akan menjadi sumber kekuatan saat menghadapi ujian. Selain itu, mulailah perubahan secara bertahap. Jangan membebani diri dengan target yang terlalu berat di awal, karena hal itu justru berisiko membuat kita cepat lelah dan menyerah.
Menjaga Api Semangat Tetap Menyala
Untuk tetap konsisten, carilah lingkungan atau teman-teman yang saleh. Komunitas yang baik akan saling mengingatkan dalam kebaikan dan memberikan dukungan moral.
Selain itu, teruslah menuntut ilmu agama untuk memperdalam pemahaman dan keyakinan.
Ketika iman terasa menurun, perbanyak doa dan mintalah kepada Allah agar hati kita senantiasa diteguhkan di jalan-Nya, karena Dialah Sang Pembolak-balik Hati.**
