Ragam

Terungkap! Riset Bongkar Asal-usul Kuntilanak: Dari Roh Alam Menjadi Monster Perempuan

Terungkap! Riset Bongkar Asal-usul Kuntilanak: Dari Roh Alam Menjadi Monster Perempuan
Terungkap! Riset Bongkar Asal-usul Kuntilanak: Dari Roh Alam Menjadi Monster Perempuan/(pixabay)

PenaKu.ID -Sosok kuntilanak telah lama menjadi ikon horor paling legendaris di Indonesia dan negara-negara Melayu lainnya. Namun, sebuah penelitian ilmiah berhasil menelusuri evolusi mitos ini, mengungkap bagaimana sosok spiritual alam berubah menjadi monster perempuan yang menyeramkan.

Penelitian berjudul “Kuntilanak: Ghost Narratives and Malay Modernity in Pontianak, Indonesia” (2020) oleh antropolog Jerman, Timo Duile, menjadi salah satu rujukan kuncinya. Kuntilanak, atau pontianak di Malaysia, awalnya tidak identik dengan sosok hantu perempuan pendendam.

Kaitan Erat Kuntilanak dengan Nama Kota Pontianak

Menurut penelitian Duile, istilah “Pontianak” berasal dari bahasa Melayu “Ponti” yang berarti pohon tinggi. Wilayah yang kini menjadi Kota Pontianak dulunya merupakan delta rimbun dengan banyak pohon tinggi. Dalam pandangan animisme masyarakat lokal, pohon-pohon ini dipercaya sebagai tempat tinggal roh-roh.

Roh-roh ini, dalam kepercayaan animisme, bisa bersifat baik, jahat, atau netral, dan hidup berdampingan dengan manusia. Namun, persepsi ini berubah drastis ketika Syarif Abdurrahim datang dan membabat hutan tersebut untuk dijadikan permukiman. Sejak saat itu, roh penunggu pohon tinggi tersebut mulai disebut sebagai “pontianak” atau “kuntilanak”.

Peran Monoteisme dan Patriarki Sosok Kuntilanak

Lantas, mengapa roh alam ini berubah wujud menjadi perempuan seram? Sejarawan Nadya Karima Melati, dalam risetnya “Monsterisasi Perempuan dan Monoteisme” (2022), memberikan jawaban. Menurutnya, pergeseran ini terjadi seiring dengan kedatangan agama monoteisme dan struktur patriarki.

Agama monoteisme, yang memperkenalkan konsep ketuhanan maskulin tunggal, menolak adanya entitas spiritual lain. Akibatnya, roh-roh alam yang sebelumnya dihormati mulai digeser dan dianggap sebagai “hantu” atau “monster”. Pelekatan sosok hantu pada perempuan, menurut Nadya, terjadi karena perempuan memiliki asosiasi yang erat dengan kematian, terutama tingginya angka kematian saat melahirkan. Kombinasi inilah yang secara bertahap membentuk citra makhluk seperti yang kita kenal saat ini.**

Exit mobile version