PenaKu.ID – Persaingan antara kakak dan adik atau sibling rivalry kerap menjadi dinamika yang menantang dalam keluarga.

Sibling rivalry bisa muncul sejak dini ketika anak pertama merasa posisinya terancam oleh kehadiran adik, atau sebaliknya.

Promo

Tanpa penanganan tepat, konflik ini dapat berlanjut hingga dewasa dan memengaruhi keharmonisan keluarga.

Dalam banyak kasus, sibling rivalry berakar dari rasa cemburu dan iri ketika salah satu anak mendapatkan perhatian lebih atau hadiah istimewa.

Ikatan emosional yang kuat antaranggota keluarga justru dapat memicu persaingan jika tidak diimbangi rasa adil, komunikasi terbuka, dan penghargaan terhadap keunikan tiap anak.

Faktor Pemicu Sibling Rivalry

Perbandingan Prestasi: Orang tua yang terlalu membandingkan nilai akademik atau bakat akan membuat anak merasa tidak dihargai.

Perhatian Tidak Seimbang: Favoritisme, baik sengaja maupun tidak, memicu rasa dendam dan persaingan.

Jarak Usia Dekat: Anak dengan selisih usia 1–2 tahun umumnya lebih intens bersaing karena kebutuhan dan tahap perkembangan yang serupa.

Dampak Negatif Sibling Rivalry

Gangguan Emosional: Anak bisa tumbuh dengan rasa tidak percaya diri dan rendah diri.

Hubungan Keluarga Terganggu: Perselisihan berkepanjangan merusak keharmonisan keluarga.

Perilaku Agresif atau Menutup Diri: Anak dapat menyalurkan frustrasi lewat perilaku negatif atau menarik diri.

Prinsip Keadilan: Berikan perhatian dan reward sesuai kebutuhan, bukan berdasarkan favoritisme.

Komunikasi Terbuka: Ajak anak bercerita perasaan mereka tanpa menghakimi.

Kegiatan Bersama: Fasilitasi kegiatan yang melibatkan kedua anak untuk membangun kebersamaan.

Penguatan Positif: Beri pujian ketika mereka bekerja sama, dan beri contoh sikap toleransi.

Dengan memahami penyebab dan menerapkan strategi tepat, orang tua dapat mengurangi sibling rivalry dan membangun ikatan saudara yang hangat sepanjang hidup.**