Kab. Sukabumi, LabakiNews.id –
Penanganan pasca banjir Palabuhanratu secara intensif terus dilakukan oleh Pemkab Sukabumi, giat tanggap darurat bencana banjir ini dipimpin langsung Sekretaris Daerah Kab. Sukabumi, H. Iyos Somantri bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Sabtu (20/4/2019).
Giat tanggap darurat bencana yang dipimpin Sekda Sukabumi juga melibatkan Muspika dan Lurah Pelabuhanratu serta tokoh masyarakat
“Banjir terjadi sejak kemaren sore sampai malam, sebagai antisipasi awal kami lakukan pengerukan di lokasi lokasi yang memang menyumbat aliran air menggunakan 2 alat berat dari PU & BPBD, selanjutnya kami akan membuat sebuah kajian yang komprehensif melalui dinas terkait dna melibatkan peran serta masyarakat” jelas Sekda
Seterusnya Sekda menjelaskan bahwa dalam kajian komprehensif tidak bisa menyerahkan.sepenuhnya kepada pihak luar secara independen, harus melibatkan warga yang mengenal baik karakter air yang terkait dengan kejadian banjir tahunan di Pelabuhanratu tersebut
“nanti ada kolaborasi antara tim yang mengkaji dengan masyarakat di sini sehingga menghasilkan solusi penanggulangan banjir di waktu mendatang” lanjutnya
Sekda minta semua pihak untuk peduli dan berpartisipasi aktif terkait penanganan persoalan lingkungan sehingga bencana seperti banjir bisa diminimalisir.
” Mencegah jauh lebih baik, karenanya semua pihak harus peduli hal strategis terkait isu lingkungan” tekan Sekda dengan antusias
Sementara itu berkenaan dengan banjir ynag terjadi di Pelabuhanratu, Kepala BPBD menyatakan bahwa selain disebabkan oleh curah hujan tahun ini insentisasnya cukup tinggi, juga meruoakan dampak polahidup di sekitar bantaran sungai atau daerah aliran sungai (DAS)
” untuk meminimalisasi banjir mari kita disiplin untuk tidak membuang sampah sembarangan, termasuk tidak membangun di bantaran sungai, dua hal ini terbukti turut menyebakan terjadinya banjir” terangnya
Hal tersebut dikuatkan oleh Camat Pelabuhanratu yang mneyatakan bahwa banjir yang terjadi kemaren sore salah satu penyebabnya akibat pendangkalan aliran sungai Ciranca, kemudian di hulu (batu sapi dan cangehgar) wilayah resapannya sudah makin berkurang karena banyak bangunan pemukiman maupun perkantoran.
Walaupun demikian, semua sepakat bahwa pelestarian lingkungan, gaya hidup bersih dan sikap berkearipan lokal merupakan tanggung jawab bersama.
( Asp/hms )