Tutup
PenaPeristiwa

Rugikan Negara Rp1 Miliar, Kepala PKBM Disdik Kab. Sukabumi Kenakan Borgol

×

Rugikan Negara Rp1 Miliar, Kepala PKBM Disdik Kab. Sukabumi Kenakan Borgol

Sebarkan artikel ini
Rugikan Negara Rp1 Miliar, Kepala PKBM Disdik Kab. Sukabumi Kenakan Borgol
Oknum Kepala PKBM Perintis Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Saat Akan Dibawa Lapas Warungkiara, Jumat (30/08/2024).

PenaKu.IDKasus dugaan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada PKBM atau (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat akhirnya menemukan titik terang.

Kasus yang digarap oleh Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi ini akhirnya menetapkan satu tersangka berinisial OS (60) yang merupakan Kepala PKBM Printis, tepatnya di Kampung Mataair, RT 02/RW 09, Desa Ginanjar, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi.

Berdasarkan pantauan PenaKu.ID di lokasi, sebelum dilakukan penahanan, OS yang merupakan Kepala PKBM Perintis terlebih dahulu telah dilakukan pemeriksaan oleh Kasubsi Penyidikan di Bidang Pidsus Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi.

Sewaktu dilakukan pemeriksaan, oknum Kepala PKBM tersebut, telah didampingi oleh pengacaranya dengan kurun waktu sekitar 1 jam lamanya.

Setelah itu, sekira pukul 13.00 WIB, tersangka langsung digiring petugas Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi ke mobil tahanan berwarna hitam dengan menggunakan baju rompi berwana orange yang bertuliskan tahanan tindak pidana khusus Kejari Kabupaten Sukabumi, untuk dititipkan ke Lapas Kelas IIB Warungkiara, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi.

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kabupaten Sukabumi, Romiyasi melalui Kasi Intelijen Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi, Wawan Kurniawan didampingi Kepala Seksi (Kasi) Pidana Khusus (Pidsus) pada Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi, Agus Yuliana Indra Santoso mengatakan, berdasarkan surat perintah penyidikan dari Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi Nomor Print-01/M.2.30/Fd. 1/06/2024 tanggal 28 Juni 2024, Tim Penyidik Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi melakukan penyidikan terhadap dugaan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Pendidikan Kesetaraan Non Formal BOP atau BOSP pada PKBM Perintis Kabupaten Sukabumi tahun anggaran 2020 sampai tahun 2023.

“Ya, hasil dari penyidikan tersebut, hari ini 30 Agustus 2024 melakukan penetapan tersangka berdasarkan
Surat Penetapan Tersangka Nomor: 01/M.2.30/Fd. 1/08/2024 tanggal 29 Agustus 2024 atas inisial OS selaku Kepala Lembaga atau Sekolah PKBM Perintis sejak 2016 sampai dengan sekarang,” kata Wawan kepada PenaKu.ID.

Lanjut dia, oknum Kepala PKBM tersebut, sengaja ditahan oleh Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi. Lantaran, tindakannya ini merugikan keuangan negara berdasarkan laporan penghitungan Inspektorat Kabupaten Sukabumi dan laporan hasil perhitungan kerugian keuangan negara dengan Nomor 700.1.2.2/1922/Sekret/2024 tanggal 25 Agustus 2024 dengan total sebesar Rp1.060.450.000.

“Modus yang dilakukan tersangka ini, adalah memalsukan surat, mark up data siswa dalam DAPODIK, membuat laporan seorang diri dan penggunaan dana tidak sesuai dengan juknis,” ungkapnya.

Hasil dari aksi korupsinya, sambung dia, tersangka telah menggunakan uang negara sekitar Rp 1 miliar untuk kebutuhan pribadinya. Di antaranya, membeli satu unit mobil Suzuki Karimun dan unit dua kendaraan sepeda motor jenis Scoopy serta Fazio. Tersangka nekat menggunakan data palsu agar anggaran di Kemendikbud RI dapat dicairkan.

“Selain mengamankan tersangka, tim penyidik juga telah mengamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya, satu unit mobil Karimun dan dua unit sepeda motor serta sejumlah dokumen yang berkaitan dengan kasus korupsi tersebut,” bebernya.

Disinggung wartawan terkait, ada dan tidaknya keterlibatan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi dalam melancarkan aksi pelaku. Wawan menjawab, bahwa berdasarkan pemeriksaan dan penyelidikan untuk mengungkap kasus tersebut, tim penyidik tidak menemukan bukti kuat, bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, terlibat dalam pengalokasian anggaran yang di korupsi oleh tersangka.

“Untuk sementara tidak ada kaitan dengan disdik. Meski disdik sebenarnya memiliki peran sebagai pengawas PKBM. Namun dari hasil pemeriksaan saksi-saksi, ini inisiatif tersangka sendiri mengumpulkan data siswa fiktif dan LPJ-nya dibuat sendiri, kemudian dia mencairkan uang sendiri dan dipergunakan sendiri dari hasil penyimpangan tersebut,” bebernya.

Kepala PKBM Perintis Ditahan

Kini, penuntut umum dari Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi akan melakukan penahanan di Lapas Kelas IIB Warungkiara, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, selama 20 hari ke depan terhadap tersangka tersebut.

“Mudah-mudahan dalam waktu 20 hari ke depan, kita melengkapi surat dakwaan untuk segera dilimpah ke pengadilan tindak pidana korupsi pada Pengadilan Negeri Bandung,” paparnya.

“Intinya, untuk teknis selanjutnya tentu penyidik akan melengkapi pemberkasan secara administrasi, apabila nanti dibutuhkan perpanjangan penahanan selama 20 hari ke depan, karena mungkin belum lengkap administrasi, maka kita tambah 40 hari ke depan. Kalau sudah cukup dilakukan persidangan tahap dua di PN Bandung,” imbuh dia.

Akibat perbuatannya, tersangka akan dikenakan pasal berlapis yaitu Pasal 2 dan 3 UU nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dengan ancaman hukuman minimal 2 tahun dan maksimal 20 tahun.

Pihaknya menambahkan, bahwa saat ini Kejaksaan Negeri Kabupaten Sukabumi tengah melakukan pengembangan terkait dugaan penyelewengan anggaran di 93 PKBM lainnya yang tersebar di Kabupaten Sukabumi.

“Nanti penyidik yang akan melakukan pengembangan apakah memang berindikasi di PKBM lain. Tapi, untuk sementara ini, kita tetapkan PKBM Perintis sebagai tersangka dan lakukan penahanan di tingkat penyidikan,” timpalnya.

“Pascapenetapan tersangka ini, PKBM Perintis tetap berjalan yah proses kegiatan belajarnya. Karena yang kita periksa anggaran tahun 2020 sampai 2023. Sehingga, untuk di tahun 2024 tetap berjalan seperti biasanya, karena ini kebutuhan masyarakat juga dalam mencari ijazah atau sertifikat paket A, B dan sekolah paket C,” pungkasnya.

***

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *