PenaRagam
Trending

Riska Prianti Warga Kota Cimahi Sukses dari Burung Puyuh

Riska Prianti memulai usahanya dengan membeli sekitar 300 ekor anakan burung puyuh beserta peralatan lainnya seperti kandang, pakan dan vitamin

PenaKu.IDRiska Prianti (30) salah satu warga Kampung Tangkil, RT 03/07, Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat telah berhasil meraup keuntungan bisnisnya dari budidaya burung puyuh.

Baginya, usaha telur burung puyuh yang tengah dijajakinya saat ini merupakan bisnis yang sangat menjanjikan.

Berawal dari pandemi COVID-19 melanda beberapa tahun ke belakang, ia pun kena dampak dengan diberhentikannya dari pabrik tempat di mana ia bekerja. Saat itulah Riska Prianti memutar isi kepala.

Riska Prianti pun tak sengaja melihat budidaya telur puyuh di Youtube dan media sosial lainnya hingga akhirnya tertarik dan mempelajarinya secara autodidak. Ia melihat peluang yang cukup menggiurkan, hingga nekat pergi ke Yogyakarta untuk melihat langsung tata cara budidaya burung puyuh.

“Waktu COVID-19 kan kerjaan enggak stabil, saya terjun ke burung puyuh karena liat di Youtube perawatannya mudah dan jualnya cepet. Saya sampe ke Yogya main ke peternakan,” kata Riska, Senin (22/5/2023).

Riska Prianti memulai usahanya dengan membeli sekitar 300 ekor anakan burung puyuh beserta peralatan lainnya seperti kandang, pakan dan vitamin.

Untuk tempatnya, Riska memanfaatkan gudang kosong bekas ternak burung peliharaan ayahnya seluas 3×10 meter di lantai dua rumahnya.

“Modalnya waktu itu semuanya sekitar Rp 5 juta buat beli anak burung puyuh, kandang dan sebagainya,” kata Riska Prianti.

Namun, saat memulainya, Riska harus merasakan pahit terlebih dulu di mana dari 300 ekor burung puyuh yang dibudidayakan, hanya 100 ekor yang masih bertahan hingga bertelur. Sedangkan sekitar 200 ekor sisanya mati.

Kendala lain yang dihadapinya saat memulai adalah kebingungan membuang kotoran burung puyuh. Namun Riska Prianti tidak menyerah dan terus belajar. Dia pun terus menambah populasi burung puyuhnya hingga kini bisa memiliki sekitar 1.000 ekor.

“Terus kotorannya sekarang itu ada yang ambil untuk dimanfaatkan jadi pupuk di Kampung Cabai, masih di deket sini juga lokasinya,” kata dia.

Dari sekitar 1.000 ekor burung puyuh inilah Riska mulai mendapat cuan lebih. Setiap bulannya, burung puyuh miliknya menghasilkan telur sekitar 300 kilogram. Telur-telur itu ia kirim ke pelanggan yang masih berada di wilayah Kota Cimahi.

Riska mengungkapkan, dari ratusan kilogram telur itu, omzet yang didapat mencapai sekitar Rp 9 hingga 10 juta setiap bulannya. Namun perhitungan omzet itu baru hitungan kasar sebab ia harus sisihkan untuk kebutuhan pakan dan perawatan lainnya.

“Panennya setiap hari sekitar 9-10 kilogram. Kalau perhitungan bersihnya sekitar 4-5 juta setiap bulannya,” terangnya.

Riska Prianti Kewalahan Orderan

Dengan prospek yang cukup menjanjikan, Riska pun berencana untuk menambah populasi burung puyuhnya agar telur yang dihasilkan semakin banyak. Sebab, kata dia, produksi telur yang dihasilkan saat ini tidak sebanding dengan permintaan pelanggan yang semakin bertambah.

“Sekarang alhamdulillah kalau permintaan banyak, kemarin ada yang minta 50 kilogram setiap harinya tapi sayanya belum siap karena masih terbatas,” sebut Riska.

Meski kini sudah memiliki usaha yang melebihi gaji UMK, Riska tidak akan meninggalkan pekerjaannya sebagai buruh. Sebab menurutnya, keduanya bisa dijalani secara bersamaan. Apalagi usaha budidaya burung puyuh terbilang lebih santai dan mudah.

Ia hanya perlu melakukan perawatan seperti membersihkan kandang, memberi pakan hingga vitamin agar burung puyuh miliknya tetap sehat dan produktif.

“Intinya sih kalau saya kerja pagi atau malam, saya selalu cek kandang setiap hari untuk bersihin kandang, ngasih pakan sampai ambil telurnya,” ujarnya.

***

Related Articles

Back to top button