PenaKu.ID – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendorong pengurus masjid mengaplikasikan ‘kencleng digital’ agar infak dan sedekah jemaah semakin besar untuk kesejahteraan masyarakat.
Menurut Gubernur, transformasi digital perlu untuk merespons disrupsi revolusi industri 4.0 yang kini sedang terjadi di Indonesia. Pada era revolusi industri 4.0 ini seluruh aktivitas dilakukan dengan menggunakan digital termasuk dalam bersedekah dan berdakwah.
“Dakwah agama islam itu di mana-mana subtansinya tidak berubah dari sejak zaman Rasul. Yang membedakan caranya. Sekarang caranya sudah serba digital maka dengan digital,” ujar Ridwan Kamil dalam acara Rakerwil Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Barat di Hotel Sakto, Kota Bandung, Sabtu (27/11/2021).
Dalam realisasinya, kata Ridwan Kamil dakwah secara digital bisa dilakukan dengan beberapa cara. Misalnya saja dalam hal berifak di kotak-kotak amal yang ada di masjid.
Dengan berpindah ke digital maka, infak di masjid-masjid sudah bisa menggunakan handphone saja atau metode pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Caranya, jemaah masjid cukup melakukan scan ke QR Code yang tersedia di masjid tersebut.
“Karena banyak orang-orang yang jarang bawa uang seperti saya tapi ada uangnya di handphone sehingga ngasihnya bisa besar. Itu jumlahnya besar sekali,” kata pria yang kerap disapa Kang Emil.
Kencleng Digital Harus Menyeluruh
Khusus untuk kencleng digital ini, Ridwan Kamil ingin agar seluruh masjid yang berada di DMI Jawa Barat seratus persen menggunakan metode tersebut. Karena dengan adanya ‘kencleng’ digital ini, uang infaq yang didapatkan akan jauh lebih besar.
“Ngencleng dulu manual, sekarang dengan ngencleng digital bisa 5-10 kali lipat. Jadi saya titip masjid-masjid di bawah DMI Jawa Barat sudah harus seratus persen ngencleng digital QRIS,” kata Ridwan Kamil.
Selain kencleng digital, Ridwan Kamil juga mendorong ceramah dengan menggunakan digital. Misalnya seorang penceramah yang menyampaikan dakwahnya untuk diunggah di platform Youtube.
“Kalau ada kyai ceramah ke seribu orang itu bagus, tapi lebih bagus lagi ceramahnya dengarkan oleh sejuta orang yang mayoritas tidak hadir tapi lihat di youtubenya. Itulah revolusi digital di Jawa Barat,” jelasnya.
**