PenaKu.ID – Di tengah hiruk-pikuk politik New York, sosok satu ini justru bersinar dari pinggir panggung. Ia bukan politisi, melainkan seniman yang memilih berbicara lewat karya. Namanya Rama Duwaji, ilustrator dan animator keturunan Suriah-Amerika yang kini menjadi sorotan publik setelah suaminya, Zohran Mamdani, memenangkan nominasi Partai Demokrat untuk jabatan Wali Kota New York pada Juni 2025.
Latar Belakang dan Pendidikan Rama Duwaji
Melansir sejumlah sumber, Rama Duwaji lahir sekitar tahun 1997 di Houston, Texas, dari keluarga berdarah Suriah. Masa kecilnya banyak dihabiskan di Timur Tengah, termasuk di Dubai, pengalaman yang kelak membentuk identitasnya sebagai seorang seniman lintas budaya atau third-culture artist.
Rama Duwaji menempuh pendidikan seni visual dengan meraih gelar BFA dari Virginia Commonwealth University (kampus Doha/AS) dan melanjutkan ke gelar MFA di School of Visual Arts, New York. Dua fase pendidikan itu memperkaya cara pandangnya dalam mengolah seni sebagai medium ekspresi lintas batas.
Karier dan Gaya Kreatif Rama Duwaji
Meniti karier sebagai ilustrator, animator, dan pembuat keramik, Rama berhasil menarik perhatian sejumlah institusi besar dunia. Portofolionya mencakup kolaborasi dengan The New Yorker, The Washington Post, BBC, Apple, Spotify, hingga Tate Modern.
Tema-tema yang diangkat Rama kerap berpusat pada identitas, diaspora, sisterhood, dan penyembuhan, terutama dari perspektif perempuan kulit berwarna dan imigran. Ia dikenal mampu menghadirkan narasi sosial yang kuat dalam setiap garis ilustrasi dan gerak animasinya.
Selain karya digital, Rama juga menyalurkan kreativitasnya lewat kerajinan keramik. Piring-piring dengan ilustrasi biru-putih yang dibuat dengan teknik hand-built menjadi ciri khasnya—memberi bentuk fisik pada bahasa visual yang biasanya hadir di layar.
Kisah Cinta dan Hubungan dengan Politik
Rama bertemu dengan Zohran melalui aplikasi kencan Hinge. Dalam salah satu podcast, Zohran sempat berseloroh, “I met my wife on Hinge, so there is still hope in those dating apps.”
Pasangan ini bertunangan di Dubai pada akhir 2024 dan menikah secara sipil di Kantor Urusan Sipil Kota New York pada awal 2025.
Meski menjadi istri kandidat politik yang tengah naik daun, Rama memilih tidak tampil mencolok dalam kampanye suaminya. Namun, sebuah unggahan keluarga pada malam kemenangan Zohran menarik perhatian publik. Di akun Instagram-nya, Rama menulis, “Couldn’t possibly be prouder,” seraya membagikan foto sederhana bersama suaminya.
Sorotan dan Tantangan
Sebagai seniman yang banyak menyoroti isu-isu global seperti Palestina dan diaspora Arab, Rama tak luput dari sorotan publik. Pada Oktober 2025, sebuah unggahan Instagram Story miliknya tentang kematian seorang influencer Palestina memicu perdebatan luas di media sosial.
Meski demikian, Rama tetap berpegang pada nilai-nilai yang ia yakini. Baginya, seni bukan sekadar karya visual, melainkan sarana untuk membuka ruang dialog dan empati.
Rama Duwaji Lebih dari Sekadar “Istri Politisi”
Rama Duwaji bukan hanya pendamping seorang calon wali kota. Ia adalah seniman dengan identitas dan suara sendiri. Keputusannya untuk tidak terlalu menonjol dalam kampanye bukan bentuk ketidakterlibatan, melainkan pilihan sadar agar karyanya berbicara lebih lantang daripada kata-kata.
Zohran Mamdani sendiri pernah berkata, “Rama isn’t just my wife… she’s an incredible artist who deserves to be known on her own terms.”
Pernyataan itu mencerminkan hubungan mereka—setara, saling mendukung, namun tetap menjaga ruang masing-masing.
Rama Duwaji mungkin bukan nama pertama yang muncul di headline politik, tetapi kisahnya menunjukkan bahwa seni dan identitas dapat berdialog dengan politik tanpa harus tunduk pada sorotan panggung. Ia membuktikan bahwa seniman bisa punya panggung sendiri—bahkan di tengah panggung politik paling besar di Amerika.**






