Ragam

Proyek TPS3R Senilai Rp 600 Juta di Desa Pusakamulya, Kiarapedes, Purwakarta Tak Dirasakan Manfaatnya oleh Warga

Proyek TPS3R Senilai Rp 600 Juta di Desa Pusakamulya, Kiarapedes, Purwakarta Tak Dirasakan Manfaatnya oleh Warga
Proyek TPS3R Senilai Rp 600 Juta di Desa Pusakamulya, Kiarapedes, Purwakarta Tak Dirasakan Manfaatnya oleh Warga

PenaKu.ID – Proyek Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse dan Recycle (TPS 3R) senilai Rp 600 juta, yang dibiayai dari anggaran DAK 2022 di Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat dinilai mangkrak.

Pasalnya, proyek pengolahan sampah TPS 3R tersebut kurang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat karena sejak diresmikan sudah tidak berfungsi.

“Kenapa sih negara menghamburkan anggaran untuk proyek yang tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” kata seorang warga kepada awak media,  Jumat (11/4/2025).

TPS 3R yang berada di Kampung Cikubang, Pasir Kuning, RT001/001 dianggap warga sebagai pemborosan anggaran negara.

“Anggaran itu besar lho sampai sekarang tak dipakai apalagi tiga mesin pencacah rumputnya hilang,” katanya.

Kenapa TPS 3R di Desa Pusakamulya Terabaikan?

Menurut dia, fasilitas ini dirancang untuk membantu warga dalam membuang dan mengelola sampah sebelum dibuang ke TPA. Kini, dengan TPS 3R yang terbengkalai, warga bingung harus membuang sampah kemana. TPS 3R yang dibangun dengan dana ratusan juta rupiah itu malah menjadi bangunan tak berguna.

Selain tiga mesin itu, lanjutnya, warga juga mempertanyakan kendaraan Cator yang harus digunakan mengangkut Sampah juga raib entah ke mana.

Padahal TPS 3R itu merupakan program dalam menghadapi tantangan pengelolaan sampah yang semakin kompleks, pendekatan berbasis komunitas semakin diakui sebagai solusi yang efektif.

TPS3R adalah konsep yang bertujuan untuk mengurangi, mendaur ulang, dan menggunakan kembali sampah di tingkat lokal.

Kepala Desa Pusakamulya, Nunung membenarka bahwa bangunan tersebut belum difungsikannya setelah diresmikan saat itu.

“Baru beberapa bulan kok tidak sampai tahunan,” kata Nunung.

Alasannya tidak berfungsi, kata dia, karena pegawainya yang mengelola pada ke luar akibat gajinya tidak memadainya. 

“Wajarlah mereka ingin gaji yang cukup untuk membiayai keluarganya,” pungkasnya. **

Exit mobile version