PenaRagam

Program Pikobar Dinilai Belum Difahami Masyarakat Desa, Alasannya?

Program Pikobar Dinilai Belum Difahami Masyarakat Desa
Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Bambang Mujiarto

PenaKu.IDProgram Pikobar (Pusat Koordinasi dan Informasi Covid-19 Jawa Barat) yang bertujuan untuk menyajikan data dan informasi terkait penyebaran dan pencegahan COVID-19 dinilai belum sepenuhnya dapat difahami oleh masyarakat khususnya di daerah pedesaan.

Berbeda dengan masyarakat di perkotaan, terbatasnya akses informasi dan sarana pendukung menjadi salah satu penyebab, program Pikobar tidak dapat dijangkau oleh masyarakat di pedesaan.

Oleh karena permasalahan mengenai pemerataan TOTAL STATION TOPCON OS 201 sosialisasi program Pikobar harus menjadi perhatian serius Pemprov Jabar.

Hal tersebut diungkapkan Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat Bambang Mujiarto saat dihubungi pada Rabu (22/7/2021).

Program Pikobar Dievaluasi

Selain itu permasalahan mengenai akurasi data pada aplikasi tersebut harus menjadi perhatian, dari jumlah angka sebaran kasus aktif, pasien sembuh, pasien meninggal, dan data lainnya.

“Pemprov harus berpikir ulang mengenai program Pikobar, evaluasi mengenai ketepatan update penyebaran angka pasien, berapa angka sebenarnya,” ucap Bambang.

“Evaluasi besar harus dilakukan seperti pada angka kematian harus dievaluasi akurasinya, pasien terpapar, dan sembuh. Beberapa waktu ke belakang, angka kematian ini naik hampir tiap hari ada yang meninggal di tiap desa,” imbuhnya.

Lebih lanjut pihaknya pun menyoroti terkait, kapasitas rumah sakit dalam menampung pasien baik yang terpapar COVID-19 maupun pasien non-COVID. Bambang menekankan, bahwa penanganan pasien jangan hanya terfokus pada penganan pasien terpapar COVID-19, pasien non-COVID pun harus mendapatkan penanganganan.

“Kesiapan rumah sakit dalam menampung pasien baik untuk pasien covid dan non covid, penanganan pasien non covid-19 pun  jangan dibiarkan,” pungkasnya.

(Dws)

Exit mobile version