PenaKu.ID – Nama Piero Hincapié kian melambung setelah tampil konsisten di lini belakang Bayer Leverkusen. Bek asal Ekuador berusia 23 tahun itu menjadi salah satu kunci sukses pasukan Xabi Alonso ketika Alonso masih menjadi pelatih Leverkusen yang menorehkan sejarah musim lalu dengan meraih gelar Bundesliga pertama sekaligus menuntaskan liga tanpa kekalahan.
Piero Hincapié lahir di Esmeraldas, Ekuador, pada 9 Januari 2002. Ia meniti karier profesional bersama Independiente del Valle sebelum bergabung dengan klub Argentina, Talleres. Pada Agustus 2021, Leverkusen memboyongnya dengan mahar sekitar 7,5 juta dolar AS. Kontraknya kini telah diperpanjang hingga Juni 2029 setelah kesepakatan baru tercapai pada awal 2024.
Di bawah asuhan Alonso saat masih menjadi pelatih Leverkusen, Piero Hincapié kerap dipasang sebagai bek tengah kiri dalam formasi tiga pemain belakang. Ia juga beberapa kali dimainkan sebagai bek kiri murni. Keunggulannya terletak pada kemampuan membawa bola ke luar dari tekanan dan ketenangan dalam membangun serangan dari area pertahanan. Kombinasi itu membuat Leverkusen tampil lebih agresif menekan lawan tanpa kehilangan keseimbangan.
Penampilan solid Hincapié tak hanya terlihat di level klub. Bersama tim nasional Ekuador, ia ambil bagian di Piala Dunia 2022 dan Copa América 2024. Salah satu momen pentingnya terjadi saat aksinya memaksa gol bunuh diri pemain Jamaika pada fase grup turnamen di Amerika Serikat.
Piero Hincapié Diincar Klub-klub Premier
Meski masih terikat kontrak jangka panjang, masa depan Hincapié terus jadi sorotan. Sejumlah laporan dari media Jerman dan Inggris menyebut beberapa klub Premier League, termasuk Arsenal, tengah memantau sang bek. The Gunners dikabarkan mencari bek kiri dengan kaki dominan kiri, dan nama Hincapié masuk dalam daftar incaran. Namun, Leverkusen hingga kini tetap tegas mempertahankan aset berharganya.
Selain membawa Leverkusen menjuarai Bundesliga, Hincapié juga berkontribusi saat tim meraih gelar DFB-Pokal 2023/2024 dan melangkah hingga final Liga Europa. Satu-satunya kekalahan yang mereka alami musim lalu terjadi di partai puncak Eropa melawan Atalanta.
Dengan usia muda, pengalaman di level internasional, serta reputasi sebagai salah satu bek progresif terbaik di Bundesliga, Hincapié diyakini akan terus menjadi magnet bursa transfer. Apakah ia akan bertahan di BayArena hingga akhir kontrak atau justru menjajal kerasnya Premier League, hanya waktu yang akan menjawab.**
